Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan angka kematian akibat COVID-19 di Ibu Kota Jawa Tengah ini masih relatif tinggi di masa perpanjangan PPKM.

"Angka kematian akibat COVID-19 masih sekitar 6,2 persen, masih di atas rata-rata nasional yang ditetapkan maksimal 5.persen," kata Wali Kota di Semarang, Rabu.

Meski demikian, rata-rata harian angka kematian akibat COVID-19 mengalami penurunan sejak pemberlakuan PPKM pada 3 hingga 20 Juli 2021.

Pada 3 Juli, rata-rata angka kematian mencapai 340 orang per hari.

Baca juga: Budi Gunawan ajak pelajar di Semarang ikut vaksinasi COVID-19

Baca juga: RPCB Syantikara Sleman dijadikan selter isolasi OTG COVID-19 gratis


Jumlah tersebut, menurut dia, saat ini sudah turun menjadi 271 orang per hari.

Ia menyebut banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian tersebut, seperti tingginya tingkat hunian di rumah sakit pada dua hingga tiga pekan terakhir sehingga banyak yang memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri.

Selain itu terdapat pula keterbatasan saat proses perjalanan ke tempat-tempat karantina.

Ia juga menyebut pemahaman masyarakat yang tentang kesehatan juga menjadi salah satu penyebab.

"Pemahaman tentang kesehatan kurang. Kapan saatnya harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan kurang disadari," katanya.

Meski demikian, Pemkot Semarang akan terus berupaya menekan angka kematian akibat COVID-19 ini selama beberapa waktu ke depan.*

Baca juga: Kapolri pastikan ketersediaan obat untuk warga terpapar COVID-19

Baca juga: Kematian akibat COVID-19 di Kota Semarang tembus 5 ribu orang