Kudus (ANTARA News) - Sales Representative Rayon IV GAS Domestik Region III PT Pertamina, Herdi Surya Indrawan, menegaskan bahwa kebakaran gas elpiji di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Minggu (10/10) malam, disebabkan karena kelalaian pemakai.

"Sebetulnya, `valve` atau pentil tabung gas elpiji 3 kilogram tersebut dalam kondisi baik. Tetapi, pada saat pemasangan regulator ternyata ada serpihan kayu yang menempel dan masuk ke leher tabung dan menjepit pentil," ujarnya di Kudus, Senin.

Akibat pentil terganjal serpihan kayu tersebut, kata dia, gas tetap keluar walaupun regulator sudah dilepas.

Ketika bocoran gas memenuhi ruangan, kata dia, salah seorang di antaranya mencoba memadamkan lampu di seluruh rumah. "Hanya saja, tungku pemanas belum sepenuhnya padam, sehingga dimungkinkan kebakaran gas disebabkan oleh bara api yang masih tersisa," ujarnya.

Selain bara api yang masih tersisa di tungku pemasak, katanya, penyebab kebakaran gas elpiji tersebut diduga disebabkan pula oleh aliran listrik, mengingat di tempat kejadian masih ada sambungan kabel jaringan listrik yang tidak terbungkus rapi.

Berdasarkan hasil pengecekan di lokasi kejadian, katanya, pihaknya menemukan serpihan kayu di dalam "valve" tabung gas yang diduga karena dalam menaruh regulator pada saat tidak digunakan di tempat yang kurang bersih.

"Imbauan kami, masyarakat tidak hanya sebatas melaksanakan prosedur pemakaian yang benar dan aman, tetapi kondisi kompor juga harus dijaga kebersihannya agar tidak mudah terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki," ujarnya.

Meski demikian, kata dia, delapan korban kebakaran gas elpiji tersebut, akan mendapatkan asuransi perawatan hingga sembuh.

"Asuransi dari PT Pertamina berlaku hingga Desember 2010, untuk semua korban kecelakaan ditanggung PT Pertamina," ujarnya.

Asuransi kecelakaan tersebut, kata dia, berlaku di semua rumah sakit dengan ketentuan dirawat di ruang kelas tiga dan menggunakan obat generik.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, kebakaran gas elpiji di Desa Getas Pejaten terjadi Minggu (10/19) malam, sekitar pukul 19.30 WIB, dan menyebabkan delapan orang terluka.

Kejadian tersebut berawal ketika keluarga Suyoto mengadakan acara tasyakuran puputan bayi Minggu malam.

Ketika acara baru berjalan, keluarga yang menyiapkan sejumlah makanan dan minuman untuk acara tersebut kehabisan gas elpiji. Kemudian, salah satu anggota keluarga membeli isi ulang gas yang baru.

Ia mengemukakan, saat tabung gas elpiji yang baru dibeli dipasang regulator, kompor belum juga hidup. Kemudian, dicoba dipasang ulang, ternyata saat regulator dilepas gas masih tetap mendesis yang diduga pentil tidak kembali dengan sempurna.

Upaya menghindari terjadinya kebakaran dengan mematikan semua lampu listrik di rumah yang sedang ada hajatan tersebut, tidak membuahkan hasil mengingat gas elpiji yang masih keluar dari tabung gas tersebut membakar delapan orang yang berada di dapur.

Total korban yang menderita luka bakar akibat kejadian tersebut, sebanyak delapan orang, termasuk anak kecil yang kebetulan berada di dapur.

Kedelapan korban tersebut, yakni Budi Yamantyo (42), Kusni (40), Amrul (9), Sudarmisih (43), dan Sonah (39) semuanya warga Desa Getas Pejaten mengalami luka bakar secara bervariasi dan harus dilarikan ke RSUD Kudus.

Sedangkan, dua korban lainnya, yakni Suyoto (50), Rubiah (38), dan Rusman (38) menjalani perawatan di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.

Berdasarkan informasi dari RSUD Kudus, Budi merupakan salah satu dari lima korban yang dirawat di RSUD Kudus dengan luka paling parah karena mencapai 85 persen.

Selain itu, empat korban lainnya, seperti Sudarmisih mengalami luka bakar 45 persen, Kusni 40 persen, Sonah 36 persen, dan Amrul hanya 30 persen.

Sementara itu, ketiga korban yang dirawat di RSU Mardi Rahayu Kudus, yakni Suyoto mengalami luka bakar 10 persen, Rubiah 60 persen, dan Rusman 10 persen.
(ANT/PP003)