Jakarta (ANTARA News) - Kapal legendaris "Rainbow Warrior" milik Greenpeace akan singgah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada 13 Oktober mendatang setelah berlayar dari Thailand.

"Tur kapal Rainbow Warrior terkait 10 tahun kehadiran Greenpeace dan lima tahun Greenpeace di Indonesia. Tur ini mengusung isu deforestasi dan isu efisiensi energi," kata Juru kampanye Greenpeace untuk wilayah Asia Tenggara Bustar Maitar di Jakarta, Senin.

Kapal Rainbow Warrior membawa pesan dan seruan bersama selama di kawasan Asia Tenggara dalam rangkaian tur "Turn The Tide" atau membalik arus.

Greenpeace menyerukan pemerintah Indonesia untuk "membalik arus" krisis lingkungan dengan mengadopsi jalur pembangunan hijau untuk mencegah dampak perubahan iklim.

Asia Tenggara adalah salah satu kawasan yang paling rentan tetapi paling tidak siap menghadapi perubahan iklim. Tur kali ini, kapal Rainbow Warrior singgah di Thailand, Indonesia dan Filiphina.

Isu deforestasi merupakan isu sentral Greenpeace di Indonesia sebab 20 persen emisi gas rumah kaca berasal dari deforestasi.

Kapal bersejarah itu merapat di Tanjung Priok selama empat hari sejak 13-16 Oktober 2010 dengan berbagai kegiatan di antaranya acara penyambutan pada 13 Oktober 2010.

Dialog publik membahas moratorium akan digelar pada 14 Oktober yang dihadiri Direktur Eksekutif Greenpeace Internasional, Kumi Naidoo.

Kapal yang terinspirasi ramalan Indian kuno itu juga akan singgah di Cirebon dengan tema kampanye "Revolusi Energi dan Stop Penggunaan Bahan Bakar Kotor" pada 17 Oktober.

Sehari setelah itu akan dilangsungkan aksi formasi flotilla kapal nelayan setempat bersama Rainbow Warrior di Perairan Cirebon serta aktivitas budaya masyarakat Cirebon.

Pada 19 oktober 2010, akan diadakan teaterikal "Coalie People" di Pelabuhan Cirebon terkait rencana pembangunan PLTU di daerah tersebut.

Kapal Rainbow Warrior diluncurkan pertama kali pada 10 Juli 1989. Kapal yang asli tenggelam pada 1985 setelah dibom karena mencoba protes percobaan nuklir di Pasifik.
(D016/A024)