Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi membaik mencapai Rp8.925 per dolar, namun mata uang Indonesia sulit untuk mencapai level Rp8.900 per dolar, karena Bank Indonesia (BI) tetap melepas rupiah dan membeli dolar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik tiga poin menjadi Rp8.925-Rp8.935 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.928-Rp8.938.

Kepala Divisi Keuangan perusahaan finasial, Suriyanto Chang di Jakarta, Senin mengatakan, BI masih berada di pasar menjaga rupiah agar tidak bergerak cepat.

Kenaikan rupiah yang relatif kecil, karena BI terus intervensi pasar sehingga pergerakan rupiah untuk mencapai level Rp8.900 per dolar agak lambat.

Akibatnya cadangan devisa BI naik tajam mencapai 86,6 miliar dolar dibanding sebelumnya 66,6 miliar dolar, tuturnya.

Ia mengatakan, kenaikan rupiah yang sempat mencapai level Rp8.920 per dolar (pada 1 Oktober 2010) mulai menimbulkan kesulitan bagi para eksportir, karena produknya yang dijual di pasar ekspor kurang memiliki daya saing.

Namun kenaikan rupiah itu juga sebenarnya menguntungkan eksportir, karena impor bahan baku mereka menjadi lebih murah, katanya.

Selain itu, lanjut dia pelaku asing lebih tertarik untuk bermain di pasar domestik dibanding pasar Asia lainnya, karena tingkat suku bunga rupiah jauh lebih tinggi dibanding dolar.

Selisih bunga yang cukup tajam merupakan faktor utama bagi asing untuk menempatkan dananya di pasar uang dan saham, ucapnya.

Indonesia masih merupakan pasar yang lebih menarik, selain stabilitasnya yang tetap terjaga juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang.
(ANT/A024)