Presiden: Butuh kepemimpinan kuat untuk hadapi pandemi
19 Juli 2021 22:45 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Senin, (19/7/2021). ANTARA/HO-BPMI Setpres/pri.
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengatakan butuh kepemimpinan kuat di lapangan, yang bisa bergerak cepat dan responsif, untuk menghadapi pandemi COVID-19.
Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin.
"Kepemimpinan lapangan ini harus kuat di semua level pemerintahan, dari level atas sampai level kecamatan, tingkat kelurahan dan desa," kata Presiden sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Presiden meminta para kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota, untuk fokus pada penanganan pandemi COVID-19 yang saat ini mengalami lonjakan akibat varian delta.
Terlebih, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan perkiraan akan munculnya varian baru yang akan menyebabkan akhir pandemi lebih panjang dari yang sebelumnya diperkirakan.
"Saya minta kepada gubernur, bupati, dan wali kota yang didukung oleh seluruh jajaran forkopimda agar semuanya fokus pada masalah ini, baik sisi COVID-19-nya maupun sisi ekonomi. Manajemen serta pengorganisasian adalah kunci. Saya minta semua mesin organisasi dijalankan dengan sebaik-baiknya," kata Presiden.
Presiden memahami bahwa ada aspirasi masyarakat yang meminta agar kegiatan sosial dan ekonomi bisa dilonggarkan.
Menurut Presiden, hal tersebut bisa dilakukan jika kasus penularan COVID-19 sudah rendah dan kasus dengan gejala berat yang masuk ke rumah sakit juga sudah rendah.
"Bayangkan, kalau pembatasan ini dilonggarkan, kemudian kasusnya naik lagi, lalu rumah sakit tidak mampu menampung pasien-pasien yang ada, ini juga akan menyebabkan fasilitas kesehatan kita menjadi kolaps. Hati-hati juga dengan ini," ujarnya.
Baca juga: Ganjar: Pemerintah harus dengarkan rakyat terkait perpanjangan PPKM
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga menegaskan kembali pentingnya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, terutama menjaga jarak dan memakai masker. Hal tersebut merupakan salah satu dari dua kunci utama menyelesaikan pandemi COVID-19 selain vaksinasi.
"Kuncinya sebetulnya hanya ada dua sekarang ini. Hanya ada dua. Mempercepat vaksinasi. Sekali lagi, mempercepat vaksinasi. Yang kedua, kedisplinan protokol kesehatan utamanya masker, pakai masker," katanya.
Oleh sebab itu, Presiden meminta kepada gubernur, bupati, dan wali kota yang didukung oleh jajaran forkopimda betul-betul semuanya fokus dan bertanggung jawab pada semua ini.
"Pemerintah pusat akan memberikan dukungan," katanya.
Selain mengingatkan pentingnya disiplin protokol kesehatan, Presiden menekankan bahwa masyarakat juga perlu diedukasi tentang cara mendeteksi dini apabila terpapar COVID-19.
Presiden mengatakan bahwa masyarakat juga perlu diarahkan ke mana harus berkonsultasi dengan dokter hingga bagaimana cara memperoleh obat.
"Masyarakat juga harus tahu cara mendeteksi dini (apabila) tertular COVID-19 kemudian ke mana memperoleh obat dan ke mana berkonsultasi, apakah ke dokter atau ke rumah sakit," katanya.
Presiden juga meminta kepada para kepala daerah agar menyusun secara detail tindakan pendisiplinan protokol kesehatan di sejumlah tempat, seperti pasar, pabrik, mal, dan rumah ibadah.
Baca juga: Presiden Jokowi minta para menteri sensitif berkomunikasi saat pandemi
Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin.
"Kepemimpinan lapangan ini harus kuat di semua level pemerintahan, dari level atas sampai level kecamatan, tingkat kelurahan dan desa," kata Presiden sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Presiden meminta para kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota, untuk fokus pada penanganan pandemi COVID-19 yang saat ini mengalami lonjakan akibat varian delta.
Terlebih, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan perkiraan akan munculnya varian baru yang akan menyebabkan akhir pandemi lebih panjang dari yang sebelumnya diperkirakan.
"Saya minta kepada gubernur, bupati, dan wali kota yang didukung oleh seluruh jajaran forkopimda agar semuanya fokus pada masalah ini, baik sisi COVID-19-nya maupun sisi ekonomi. Manajemen serta pengorganisasian adalah kunci. Saya minta semua mesin organisasi dijalankan dengan sebaik-baiknya," kata Presiden.
Presiden memahami bahwa ada aspirasi masyarakat yang meminta agar kegiatan sosial dan ekonomi bisa dilonggarkan.
Menurut Presiden, hal tersebut bisa dilakukan jika kasus penularan COVID-19 sudah rendah dan kasus dengan gejala berat yang masuk ke rumah sakit juga sudah rendah.
"Bayangkan, kalau pembatasan ini dilonggarkan, kemudian kasusnya naik lagi, lalu rumah sakit tidak mampu menampung pasien-pasien yang ada, ini juga akan menyebabkan fasilitas kesehatan kita menjadi kolaps. Hati-hati juga dengan ini," ujarnya.
Baca juga: Ganjar: Pemerintah harus dengarkan rakyat terkait perpanjangan PPKM
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga menegaskan kembali pentingnya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, terutama menjaga jarak dan memakai masker. Hal tersebut merupakan salah satu dari dua kunci utama menyelesaikan pandemi COVID-19 selain vaksinasi.
"Kuncinya sebetulnya hanya ada dua sekarang ini. Hanya ada dua. Mempercepat vaksinasi. Sekali lagi, mempercepat vaksinasi. Yang kedua, kedisplinan protokol kesehatan utamanya masker, pakai masker," katanya.
Oleh sebab itu, Presiden meminta kepada gubernur, bupati, dan wali kota yang didukung oleh jajaran forkopimda betul-betul semuanya fokus dan bertanggung jawab pada semua ini.
"Pemerintah pusat akan memberikan dukungan," katanya.
Selain mengingatkan pentingnya disiplin protokol kesehatan, Presiden menekankan bahwa masyarakat juga perlu diedukasi tentang cara mendeteksi dini apabila terpapar COVID-19.
Presiden mengatakan bahwa masyarakat juga perlu diarahkan ke mana harus berkonsultasi dengan dokter hingga bagaimana cara memperoleh obat.
"Masyarakat juga harus tahu cara mendeteksi dini (apabila) tertular COVID-19 kemudian ke mana memperoleh obat dan ke mana berkonsultasi, apakah ke dokter atau ke rumah sakit," katanya.
Presiden juga meminta kepada para kepala daerah agar menyusun secara detail tindakan pendisiplinan protokol kesehatan di sejumlah tempat, seperti pasar, pabrik, mal, dan rumah ibadah.
Baca juga: Presiden Jokowi minta para menteri sensitif berkomunikasi saat pandemi
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: