Kemenparekraf gagas program buka 4.000 resto di mancanegara
19 Juli 2021 17:22 WIB
Tangkapan layar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memberikan keterangan dalam konferensi pers daring kepada media di Jakarta, Senin (19/7/2021). ANTARA/Aditya Ramadhan.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggagas program "Indonesia Spice Up The World" dengan target membuka 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan meningkatkan nilai ekspor produk bumbu dan rempah hingga mencapai 2 miliar dolar AS.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam konferensi pers daring kepada media di Jakarta, Senin, mengatakan tujuan utama program Indonesia Spice Up The World untuk mendorong kuliner nusantara hadir di mancanegara dan memberi nilai tambah bagi Indonesia.
Sandiaga mengatakan program Indonesia Spice Up The World yang dimulai pada tahun ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan hingga 2024.
"Targetnya menghadirkan 4 ribu restoran Indonesia di luar negeri. Kami yakin ini bisa karena akan kolaborasi dengan diaspora, dengan perwakilan negara di luar negeri," kata dia.
Sementara bumbu yang akan dipromosikan antara lain bumbu rendang, nasi goreng, sate, soto, gado-gado, serta bumbu pendukung lain seperti kecap manis dan kacang tanah. Rempah prioritas yang akan diekspor adalah lada, pala, cengkeh, jahe, kayu manis, dan vanila.
Berdasarkan data ekspor bumbu atau rempah olahan dan komoditas atau rempah segar Indonesia mengalami tren positif dengan rata-rata pertumbuhan 2,95 persen selama lima tahun terakhir. Pada 2020, nilai ekspor tercatat sebesar 1,02 miliar dolar AS.
Sandiaga menjabarkan konsep pengembangan program Indonesia Spice Up The World terbagi menjadi empat pilar, yaitu peningkatan ekspor rempah, produk bumbu, dan pangan olahan Indonesia. Fokus peningkatan pada sisi produksi, peningkatan pengolahan dan pengemasan produk, pameran bumbu untuk mempromosikan bumbu dan rempah asli Indonesia, serta pendampingan pembiayaan.
Selanjutnya dalam menghadirkan restoran Indonesia di luar negeri dilakukan perancangan ulang, promosi kuliner, kolaborasi dengan juru masak atau koki, patokan bahan baku untuk menu, serta kolaborasi.
Untuk promosi kuliner dilakukan dengan menghadirkan festival, konten digital, acara dengan kolaborasi bersama media, pameran, dan forum-forum konferensi. Sedangkan fokus terakhirnya pada pembingkaian Indonesia sebagai destinasi kuliner dengan menyiapkan pola perjalanan tematik, penyiapan destinasi gastro, dan konten destinasi kuliner.
"Dan berharap Indonesia jadi destinasi kuliner dunia. Jadi wisatawan ada tambahan datang ke Indonesia sebagai salah satu daya tarik kuliner dunia," kata Sandiaga.
Program Indonesia Spice Up The World akan dimulai dari New York Amerika Serikat dengan mempromosikan program, penguatan jejaring dengan pegiat kuliner dan pemilik restoran Indonesia di AS, penguatan jejaring strategis lainnya di bidang musik dan wisata minat khusus serta MICE, dan melakukan pertemuan dengan KBRI Washington DC dan KJRI New York terkait persiapan program.
Baca juga: Menparekraf: Desa wisata bisa jadi lokomotif kebangkitan ekonomi
Baca juga: Menparekraf sebut baru 5 persen pelaku pariwisata tervaksinasi
Baca juga: Sandiaga ajak BPJS Kesehatan bangun ikatan via kolaborasi dan inovasi
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam konferensi pers daring kepada media di Jakarta, Senin, mengatakan tujuan utama program Indonesia Spice Up The World untuk mendorong kuliner nusantara hadir di mancanegara dan memberi nilai tambah bagi Indonesia.
Sandiaga mengatakan program Indonesia Spice Up The World yang dimulai pada tahun ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan hingga 2024.
"Targetnya menghadirkan 4 ribu restoran Indonesia di luar negeri. Kami yakin ini bisa karena akan kolaborasi dengan diaspora, dengan perwakilan negara di luar negeri," kata dia.
Sementara bumbu yang akan dipromosikan antara lain bumbu rendang, nasi goreng, sate, soto, gado-gado, serta bumbu pendukung lain seperti kecap manis dan kacang tanah. Rempah prioritas yang akan diekspor adalah lada, pala, cengkeh, jahe, kayu manis, dan vanila.
Berdasarkan data ekspor bumbu atau rempah olahan dan komoditas atau rempah segar Indonesia mengalami tren positif dengan rata-rata pertumbuhan 2,95 persen selama lima tahun terakhir. Pada 2020, nilai ekspor tercatat sebesar 1,02 miliar dolar AS.
Sandiaga menjabarkan konsep pengembangan program Indonesia Spice Up The World terbagi menjadi empat pilar, yaitu peningkatan ekspor rempah, produk bumbu, dan pangan olahan Indonesia. Fokus peningkatan pada sisi produksi, peningkatan pengolahan dan pengemasan produk, pameran bumbu untuk mempromosikan bumbu dan rempah asli Indonesia, serta pendampingan pembiayaan.
Selanjutnya dalam menghadirkan restoran Indonesia di luar negeri dilakukan perancangan ulang, promosi kuliner, kolaborasi dengan juru masak atau koki, patokan bahan baku untuk menu, serta kolaborasi.
Untuk promosi kuliner dilakukan dengan menghadirkan festival, konten digital, acara dengan kolaborasi bersama media, pameran, dan forum-forum konferensi. Sedangkan fokus terakhirnya pada pembingkaian Indonesia sebagai destinasi kuliner dengan menyiapkan pola perjalanan tematik, penyiapan destinasi gastro, dan konten destinasi kuliner.
"Dan berharap Indonesia jadi destinasi kuliner dunia. Jadi wisatawan ada tambahan datang ke Indonesia sebagai salah satu daya tarik kuliner dunia," kata Sandiaga.
Program Indonesia Spice Up The World akan dimulai dari New York Amerika Serikat dengan mempromosikan program, penguatan jejaring dengan pegiat kuliner dan pemilik restoran Indonesia di AS, penguatan jejaring strategis lainnya di bidang musik dan wisata minat khusus serta MICE, dan melakukan pertemuan dengan KBRI Washington DC dan KJRI New York terkait persiapan program.
Baca juga: Menparekraf: Desa wisata bisa jadi lokomotif kebangkitan ekonomi
Baca juga: Menparekraf sebut baru 5 persen pelaku pariwisata tervaksinasi
Baca juga: Sandiaga ajak BPJS Kesehatan bangun ikatan via kolaborasi dan inovasi
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: