Jakarta (ANTARA) - Indeks acuan Hang Seng di bursa saham Hong Kong jatuh pada hari Senin karena munculnya kekhawatiran terbaru investor atas pembatasan peraturan yang melumpuhkan saham raksasa teknologi China dan karena kekhawatiran global atas inflasi dan lonjakan kasus Virus Corona memukul sentimen investor.

Pada penutupan perdagangan, Indeks Hang Seng turun 514,90 poin, atau 1,84 persen, menjadi 27.489,78. Indeks Hang Seng China Enterprises turun 1,91 persen menjadi 9.958,56.

Sub-indeks energi Hang Seng turun 1,1 persen, sementara sektor TI turun 3,08 persen, sektor keuangan berakhir 1,69 persen lebih rendah dan sektor properti turun 1,17 persen.

Saham raksasa teknologi China yang terdaftar di Hong Kong terpukul setelah pengadilan Shanghai pada akhir pekan membuat daftar "kasus persaingan tidak sehat tertentu" yang melibatkan beberapa perusahaan, termasuk Tencent, Baidu, dan Alipay Alibaba, di akun WeChat resminya.

Baca juga: Saham unggulan China naik, ditopang sektor kesehatan dan konsumen

Tencent Holdings Ltd tergelincir 2,57 persen, Alibaba Group Holding Ltd turun 3,25 persen dan Baidu Inc merosot 3,79 persen. Meituan adalah pecundang terbesar di Hang Seng, jatuh 5,02 persen.

Saham China Evergrande Group membukukan penurunan harian terbesar sejak 14 Oktober 2020, turun 16,2 persen setelah putusan pengadilan yang merugikan terungkap pada awal bulan ini.

Evergrande mengatakan berencana untuk menuntut unit China Guangfa Bank setelah pemberi pinjaman itu membekukan pinjaman kepada proyek perusahaannya.

Indeks utama bursa China, Komposit Shanghai ditutup turun 0,01 persen pada 3.539,12 poin, sedangkan indeks saham unggulan CSI300 berakhir naik 0,37 persen.

Di seluruh wilayah, indeks saham MSCI Asia kecuali Jepang melemah 1,39 persen, sementara indeks Nikkei Jepang ditutup turun 1,25 persen.

Yuan dikutip pada 6,4825 per dolar AS pada pukul 08.13 GMT, 0,06% lebih lemah dari penutupan sebelumnya di 6,4786.

Baca juga: Saham Hong Kong akhir pekan cetak kenaikan mingguan