Olimpiade
Dua pertiga warga Jepang masih ragu Olimpiade digelar dengan aman
19 Juli 2021 10:00 WIB
Bendera dan spanduk Korea Selatan digantung di Wisma Atlet, tempat seseorang dinyatakan positif COVID-19, menjelang Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, 17 Juli 2021. ANTARA/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/aa. (REUTERS/KIM KYUNG-HOON)
Jakarta (ANTARA) - Dua pertiga warga di Jepang tidak percaya negara tersebut dapat menjadi tuan rumah Olimpiade yang aman dan terjamin di tengah pandemi virus corona, menurut sebuah survei yang diterbitkan oleh surat kabar Asahi, hanya empat hari sebelum upacara pembukaan acara olahraga multievent dunia itu di Tokyo.
Dalam survei tersebut, dikutip dari Reuters, Senin, sebanyak 68 persen responden menyatakan keraguaan tentang kemampuan penyelenggara Olimpiade untuk mengendalikan kasus COVID-19, dengan 55 persen mengatakan mereka menentang Olimpiade yang akan berlangsung.
Sementara, tiga perempat dari 1.444 orang dalam survei telepon itu mengatakan mereka setuju dengan keputusan untuk menggelar Olimpiade tanpa penonton.
Baca juga: Enam atlet Inggris Raya isolasi di Tokyo dengan protokol COVID-19
Seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19 di Tokyo, yang memaksa pemerintah untuk membuat kebijakan darurat COVID-19 keempat, kekhawatiran masyarakat meningkat terhadap penyelenggaraan acara yang membawa puluhan ribu atlet, ofisial dan jurnalis luar negeri ke ibu kota Jepang itu.
Panitia Penyelenggara Olimpiade, Minggu, melaporkan kasus COVID-19 pertama di antara para atlet di Kampung Atlet Olimpiade di Tokyo, sehingga jumlah total kasus yang terkait dengan Olimpiade menjadi sedikinya 10.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach berharap publik Jepang dapat mendukung Olimpiade begitu pertandingan dimulai dan ketika atlet Jepang mulai memenangkan medali.
Baca juga: Kasus pertama atlet positif COVID-19 muncul di Kampung Atlet Olimpiade
Baca juga: Anggota IOC Korea Selatan positif COVID-19 saat tiba di Jepang
Baca juga: Anggota kontingen Ceko terdeteksi idap COVID-19 setiba di Tokyo
Dalam survei tersebut, dikutip dari Reuters, Senin, sebanyak 68 persen responden menyatakan keraguaan tentang kemampuan penyelenggara Olimpiade untuk mengendalikan kasus COVID-19, dengan 55 persen mengatakan mereka menentang Olimpiade yang akan berlangsung.
Sementara, tiga perempat dari 1.444 orang dalam survei telepon itu mengatakan mereka setuju dengan keputusan untuk menggelar Olimpiade tanpa penonton.
Baca juga: Enam atlet Inggris Raya isolasi di Tokyo dengan protokol COVID-19
Seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19 di Tokyo, yang memaksa pemerintah untuk membuat kebijakan darurat COVID-19 keempat, kekhawatiran masyarakat meningkat terhadap penyelenggaraan acara yang membawa puluhan ribu atlet, ofisial dan jurnalis luar negeri ke ibu kota Jepang itu.
Panitia Penyelenggara Olimpiade, Minggu, melaporkan kasus COVID-19 pertama di antara para atlet di Kampung Atlet Olimpiade di Tokyo, sehingga jumlah total kasus yang terkait dengan Olimpiade menjadi sedikinya 10.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach berharap publik Jepang dapat mendukung Olimpiade begitu pertandingan dimulai dan ketika atlet Jepang mulai memenangkan medali.
Baca juga: Kasus pertama atlet positif COVID-19 muncul di Kampung Atlet Olimpiade
Baca juga: Anggota IOC Korea Selatan positif COVID-19 saat tiba di Jepang
Baca juga: Anggota kontingen Ceko terdeteksi idap COVID-19 setiba di Tokyo
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: