Dubai (ANTARA News/Reuters) - Seorang penjaga Yaman menembak mati warga
Prancis di kompleks perusahaan energi Austria dekat Sanaa karena "motif
pribadi", kata Kementerian Dalam Negeri Yaman, Jumat.
Beberapa sumber keamanan mengatakan sebelumnya pekan ini,
indikasi awal menunjukkan bahwa militan Al-Qaeda mendalangi pembunuhan
itu, serta penembakan granat roket pada hari yang sama terhadap mobil
diplomat Inggris di Sanaa.
"Penyelidikan pertama terhadap tersangka menunjukkan bahwa
mungkin... kejahatan itu dilakukan karena motif pribadi," kata
kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dipasang di situs berita
pemerintah www.26sep.net.
"Ini hanya kesimpulan awal dan bukan keputusan akhir karena
penyelidikan baru pada tahap permulaan," katanya.
Pernyataan itu menyebut pelaku pembunuhan itu sebagai Hisham
Mohammed Mohammed Assem, penjaga berusia 19 tahun yang berasal dari
provinsi Taizz dan tinggal di Sanaa.
Warga Prancis yang bekerja untuk perusahaan energi Austria OMV di
Yaman itu tewas ditembak dan seorang Inggris rekannya terluka dalam
serangan oleh penjaga itu, yang juga bekerja di kantor perusahaan
tersebut di Sanaa, kata OMV dan pejabat keamanan.
Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) belum mengeluarkan klaim
tanggung jawab atas kedua serangan Rabu pada sasaran asing itu.
AQAP semakin sering menyerang sasaran Yaman dan Barat sejak Sanaa
mengumumkan "perang" terhadap kelompok militan itu dengan dukungan AS.
Pada 26 April, seorang penyerang bom bunuh diri melemparkan
dirinya ke arah rombongan dua mobil duta besar Inggris di sebuah jalan
di Sanaa, dalam serangan yang melukai tiga orang yang sedang lewat dan
merusak sebuah mobil polisi pengawal.
Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman
ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan cabang Al-Qaeda AQAP.
Para komandan militer AS telah mengusulkan anggaran 1,2 milyar
dolar dalam lima tahun untuk pasukan keamanan Yaman, yang mencerminkan
kekhwatiran yang meningkat atas keberadaan Al-Qaeda di kawasan tersebut,
kata The Wall Street Journal bulan September.
AQAP mengklaim serangkaian serangan terhadap pasukan keamanan
Yaman akhir-akhir ini.
Bentrokan-bentrokan sengit di Loder antara militan Al-Qaeda dan
militer pada Agustus menewaskan sedikitnya 33 orang -- 19 militan, 11
prajurit dan tiga warga sipil -- menurut hitungan AFP yang berdasarkan
atas sumber-sumber resmi dan medis.
Sejak bentrokan-bentrokan Agustus, pasukan keamanan Yaman telah
menangkap 14 tersangka anggota Al-Qaeda di Loder, termasuk seorang
pemimpin bernama Salah al-Dabani, kata kementerian dalam negeri.
Yaman selatan dikhawatirkan menjadi pangkalan Al-Qaeda yang
menyatukan diri lagi, di bawah jaringan lokal Al-Qaeda di Semenanjung
Arab (AQAP).
Wilayah selatan juga berulang kali menjadi lokasi protes dan
kerusuhan separatis dimana penduduk selatan mengeluhkan diskriminasi
oleh pemerintah Sanaa menyangkut alokasi sumber daya.
Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan
hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan
selatan.
Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk
Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang
menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara
menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan
mendiskriminasi mereka.
Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman
tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama
dengan pengkhianatan.
Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir
negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi
untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan
mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih
lanjut.
Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP
menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS
pada Hari Natal.
AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi
tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan
kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.
Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan
Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan
serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab
Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.
Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing
dalam beberapa tahun ini. (M014/K004)
Warga Prancis Dibunuh di Yaman Karena "Motif Pribadi"
9 Oktober 2010 00:13 WIB
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: