Warga Ancol Jakarta Utara alami PHK saat PPKM Darurat
17 Juli 2021 18:05 WIB
Lurah Ancol Rusmin (kiri) menemui korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Ricky Priyanto (kanan) bersama adik bungsunya AS (tengah) di rumah peninggalan orang tua mereka di kawasan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (17/7/2021). ANTARA/HO-dokumen pribadi
Jakarta (ANTARA) - Seorang warga Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Ricky Priyanto (24) mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari sebuah toko elektronik di kawasan Kampung Bandan, Ancol, saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat 3-20 Juli 2021.
"Namun, Ricky tidak mau berputus asa. Ia terus berjuang hidup dengan cara menawarkan diri ke tetangga, agar mau memberi pekerjaan apa saja untuk menghidupi dirinya dan tiga adiknya yang sudah yatim piatu," kata seorang warga sekitar, Bu Ijah di Jakarta, Sabtu.
Dijelaskannya, orang tuanya sudah tidak ada. Ibu Ricky, Titin meninggal dunia sebulan lalu, sementara bapaknya M Sito meninggal dunia tujuh bulan lalu. Keduanya meninggal karena sakit.
"Tulang punggung dia sendiri, tinggal bersama tiga adik," kata Ijah.
Menurut Ijah, Ricky adalah sosok pemuda baik dan bertanggung jawab kepada adik-adiknya.
Baca juga: Warga Jakarta rasakan dampak penyekatan jalan selama PPKM Darurat
Warga sekitar pun kerap mempercayakan pekerjaan rumah kepada Ricky, karena mereka percaya bahwa pemuda itu selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Ricky seorang diri berjuang menghidupi ketiga adiknya. Sang kakak rela berjalan kaki berkeliling kampung, menyambangi rumah ke rumah tetangga yang membutuhkan tenaganya. Bahkan dia juga tak menolak bila diberi upah seikhlasnya.
Rumah Ricky adalah peninggalan dari orang tuanya. Sebuah rumah yang hanya berupa kamar berukuran tiga kali tiga meter yang berada di kawasan Kampung Muka, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
Rumah itu kini hanya ditempati empat orang kakak beradik yang sudah tidak memiliki orang tua. Selain Ricky, ada adiknya Afri Nuryanto (20), Sevi Darwanto (19), serta yang bungsu A S (13).
Baca juga: Luhut ingatkan pengusaha jangan lupakan hak pekerja saat PPKM darurat
Tetap tegar
Lurah Ancol Rusmin yang mendapat informasi tersebut ketika mensosialisasikan protokol kesehatan, tidak mau berdiam diri saja mendengar ada pemuda yatim piatu, bersusah payah menghidupi keluarganya karena PHK.
Rusmin pun menyambangi rumah kediaman kakak beradik tersebut untuk memberikan sembilan bahan pokok (sembako) untuk sedikit meringankan beban mereka.
"Saat kami melakukan woro-woro kepada warga sambil membagikan masker, kami mendapat informasi bahwa ada Ricky yang mempunyai tiga adik. Kondisinya yatim piatu," kata Rusmin.
Rusmin turut prihatin akibat kondisi pandemi ini, Ricky yang kerja di toko dirumahkan oleh pemilik toko yang mempekerjakannya.
Walau Ricky dirumahkan, Rusmin sangat bangga, sebab pemuda itu tetap tegar dan berusaha untuk mencukupi kebutuhan ketiga adiknya.
Baca juga: Ekonom beberkan dampak ekonomi jika PPKM Darurat berlanjut
Rusmin mengatakan upaya warga setempat untuk membantu Ricky dengan memberikan pekerjaan untuknya, bisa menjadi contoh tentang pentingnya bergotong-royong dalam menghadapi masa sulit akibat pandemi COVID-19.
"Namun, Ricky tidak mau berputus asa. Ia terus berjuang hidup dengan cara menawarkan diri ke tetangga, agar mau memberi pekerjaan apa saja untuk menghidupi dirinya dan tiga adiknya yang sudah yatim piatu," kata seorang warga sekitar, Bu Ijah di Jakarta, Sabtu.
Dijelaskannya, orang tuanya sudah tidak ada. Ibu Ricky, Titin meninggal dunia sebulan lalu, sementara bapaknya M Sito meninggal dunia tujuh bulan lalu. Keduanya meninggal karena sakit.
"Tulang punggung dia sendiri, tinggal bersama tiga adik," kata Ijah.
Menurut Ijah, Ricky adalah sosok pemuda baik dan bertanggung jawab kepada adik-adiknya.
Baca juga: Warga Jakarta rasakan dampak penyekatan jalan selama PPKM Darurat
Warga sekitar pun kerap mempercayakan pekerjaan rumah kepada Ricky, karena mereka percaya bahwa pemuda itu selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Ricky seorang diri berjuang menghidupi ketiga adiknya. Sang kakak rela berjalan kaki berkeliling kampung, menyambangi rumah ke rumah tetangga yang membutuhkan tenaganya. Bahkan dia juga tak menolak bila diberi upah seikhlasnya.
Rumah Ricky adalah peninggalan dari orang tuanya. Sebuah rumah yang hanya berupa kamar berukuran tiga kali tiga meter yang berada di kawasan Kampung Muka, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
Rumah itu kini hanya ditempati empat orang kakak beradik yang sudah tidak memiliki orang tua. Selain Ricky, ada adiknya Afri Nuryanto (20), Sevi Darwanto (19), serta yang bungsu A S (13).
Baca juga: Luhut ingatkan pengusaha jangan lupakan hak pekerja saat PPKM darurat
Tetap tegar
Lurah Ancol Rusmin yang mendapat informasi tersebut ketika mensosialisasikan protokol kesehatan, tidak mau berdiam diri saja mendengar ada pemuda yatim piatu, bersusah payah menghidupi keluarganya karena PHK.
Rusmin pun menyambangi rumah kediaman kakak beradik tersebut untuk memberikan sembilan bahan pokok (sembako) untuk sedikit meringankan beban mereka.
"Saat kami melakukan woro-woro kepada warga sambil membagikan masker, kami mendapat informasi bahwa ada Ricky yang mempunyai tiga adik. Kondisinya yatim piatu," kata Rusmin.
Rusmin turut prihatin akibat kondisi pandemi ini, Ricky yang kerja di toko dirumahkan oleh pemilik toko yang mempekerjakannya.
Walau Ricky dirumahkan, Rusmin sangat bangga, sebab pemuda itu tetap tegar dan berusaha untuk mencukupi kebutuhan ketiga adiknya.
Baca juga: Ekonom beberkan dampak ekonomi jika PPKM Darurat berlanjut
Rusmin mengatakan upaya warga setempat untuk membantu Ricky dengan memberikan pekerjaan untuknya, bisa menjadi contoh tentang pentingnya bergotong-royong dalam menghadapi masa sulit akibat pandemi COVID-19.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: