Pertamina prediksi konsumsi elpiji di Jatim naik 10 persen saat PPKM
15 Juli 2021 18:46 WIB
Suasana pengisian ulang gas elpiji ke dalam tabung gas tiga kilogram di Depot Elpiji Pertamina Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (22/1/2020). ANTARA/Zabur Karuru.
Surabaya (ANTARA) - Pertamina Marketing Region Jatimbalinus memprediksi konsumsi elpiji di wilayah Jawa Timur naik hingga 10 persen pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat tanggal 3-20 Juli 2021.
Section Head Communication Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, Ahad Rahedi di Surabaya, Kamis mengatakan, prediksi kenaikan itu berkaca pada kondisi saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah di tahun lalu.
"Kenaikan ini karena banyak masyarakat menghabiskan waktunya di rumah saja dengan memasak, meski konsumsi elpiji di sejumlah restoran turun drastis karena pemberlakuan PPKM Darurat mengharuskan mereka take away," kata Ahad, menjelaskan.
Selain itu, di sejumlah daerah dilaporkan juga sudah mengalami kenaikan walaupun tidak signifikan, seperti di Surabaya, Lumajang dan Jember, naik sekitar 1 persen dibanding hari biasa.
Sedangkan untuk konsumsi elpiji masyarakat Jatim di hari biasa atau normal mencapai 4.370 Metrik Ton (MT) per hari.
"Kenaikan elpiji ini sudah kami antisipasi. Karena pada saat mobilisasi berkurang serta penjualan di banyak restoran dan warung turun, maka pasti akan ada lonjakan konsumsi elpiji," kata Ahad.
Ahad memastikan, distribusi elpiji di Jatim tetap aman dan tidak akan ada kekurangan pasokan, meski sejumlah ruas jalan di berbagai daerah dilakukan penutupan akibat PPKM Darurat.
"Karena elpiji ini kan sektor esensial, Pertamina juga melakukan koordinasi dengan kepolisian. Dan mobil Tangki yang digunakan diberi tanda, ada logo dan ada nama pangkalan serta agennya," katanya.
Selain itu, untuk memastikan kelancaran distribusi, penyaluran juga tidak dilakukan saat jam sibuk seperti pagi hari atau saat masyarakat beraktivitas, namun dilakukan pada malam hari, sebelum subuh.
Baca juga: PPKM Darurat, konsumsi BBM Jatim diprediksi turun 25 persen
Baca juga: Pertamina prediksi PPKM turunkan konsumsi BBM di Jatimbalinus
Baca juga: Konsumsi avtur dan LPG di regional Jatimbalinus meningkat
Section Head Communication Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, Ahad Rahedi di Surabaya, Kamis mengatakan, prediksi kenaikan itu berkaca pada kondisi saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah di tahun lalu.
"Kenaikan ini karena banyak masyarakat menghabiskan waktunya di rumah saja dengan memasak, meski konsumsi elpiji di sejumlah restoran turun drastis karena pemberlakuan PPKM Darurat mengharuskan mereka take away," kata Ahad, menjelaskan.
Selain itu, di sejumlah daerah dilaporkan juga sudah mengalami kenaikan walaupun tidak signifikan, seperti di Surabaya, Lumajang dan Jember, naik sekitar 1 persen dibanding hari biasa.
Sedangkan untuk konsumsi elpiji masyarakat Jatim di hari biasa atau normal mencapai 4.370 Metrik Ton (MT) per hari.
"Kenaikan elpiji ini sudah kami antisipasi. Karena pada saat mobilisasi berkurang serta penjualan di banyak restoran dan warung turun, maka pasti akan ada lonjakan konsumsi elpiji," kata Ahad.
Ahad memastikan, distribusi elpiji di Jatim tetap aman dan tidak akan ada kekurangan pasokan, meski sejumlah ruas jalan di berbagai daerah dilakukan penutupan akibat PPKM Darurat.
"Karena elpiji ini kan sektor esensial, Pertamina juga melakukan koordinasi dengan kepolisian. Dan mobil Tangki yang digunakan diberi tanda, ada logo dan ada nama pangkalan serta agennya," katanya.
Selain itu, untuk memastikan kelancaran distribusi, penyaluran juga tidak dilakukan saat jam sibuk seperti pagi hari atau saat masyarakat beraktivitas, namun dilakukan pada malam hari, sebelum subuh.
Baca juga: PPKM Darurat, konsumsi BBM Jatim diprediksi turun 25 persen
Baca juga: Pertamina prediksi PPKM turunkan konsumsi BBM di Jatimbalinus
Baca juga: Konsumsi avtur dan LPG di regional Jatimbalinus meningkat
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: