Sri Mulyani dorong reformasi PKN STAN ikuti globalisasi
15 Juli 2021 18:36 WIB
Arsip foto - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menghadiri wisuda akbar PKN STAN di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (19/9/2019). ANTARA/HO-BKLI Kementerian Keuangan.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendorong reformasi Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN) yang dilakukan dengan mengikuti perkembangan globalisasi termasuk adanya digitalisasi.
“Sebuah tantangan policy dan juga pemikiran yang sangat nyata. Bagaimana digitalisasi harus kita sikapi seperti bagaimana desain perpajakan kalau seandainya digitalisasi semakin dominan,” katanya di Jakarta, Kamis.
Sri Mulyani menyatakan PKN STAN sebagai institusi yang menghasilkan calon pengelola keuangan negara harus menyadari bahwa globalisasi merupakan sebuah fenomena yang luar biasa dan tidak boleh terlewat begitu saja.
Ia menegaskan PKN STAN harus melakukan reformasi mengingat globalisasi membawa banyak dampak terhadap sistem keuangan negara baik dari sisi penerimaan, pajak, bea dan cukai, maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Digitalisasi membuat kompleksitas yang semakin besar dalam bagaimana kita bisa menciptakan kemakmuran yang adil karena masih ada masyarakat yang belum bisa masuk dalam era digital,” jelasnya.
Ia mencontohkan gelombang-gelombang globalisasi telah menyebabkan terjadinya taper tantrum, perubahan policy antara Amerika Serikat (AS) dan China hingga geopolitik yang menimbulkan efek spillover.
“Nah ini lingkungan-lingkungan yang kemudian merembes kepada ekonomi dan keuangan negara,” tegasnya.
Oleh sebab itu, ia menyatakan kurikulum PKN STAN yang sebenarnya telah banyak perubahan sejak 2003 harus mampu lebih melihat dan tertuju pada berbagai dinamika global.
“Saya sudah minta untuk membentuk tim reformasi PKN STAN,” katanya.
Baca juga: Sri Mulyani lantik 9 pejabat lingkungan DJPb dan PKN STAN
Baca juga: Gubernur Kalbar serahkan SK pengangkatan CPNS 28 lulusan PKN STAN
Baca juga: Kemenkeu teken MoU penempatan lulusan STAN
“Sebuah tantangan policy dan juga pemikiran yang sangat nyata. Bagaimana digitalisasi harus kita sikapi seperti bagaimana desain perpajakan kalau seandainya digitalisasi semakin dominan,” katanya di Jakarta, Kamis.
Sri Mulyani menyatakan PKN STAN sebagai institusi yang menghasilkan calon pengelola keuangan negara harus menyadari bahwa globalisasi merupakan sebuah fenomena yang luar biasa dan tidak boleh terlewat begitu saja.
Ia menegaskan PKN STAN harus melakukan reformasi mengingat globalisasi membawa banyak dampak terhadap sistem keuangan negara baik dari sisi penerimaan, pajak, bea dan cukai, maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Digitalisasi membuat kompleksitas yang semakin besar dalam bagaimana kita bisa menciptakan kemakmuran yang adil karena masih ada masyarakat yang belum bisa masuk dalam era digital,” jelasnya.
Ia mencontohkan gelombang-gelombang globalisasi telah menyebabkan terjadinya taper tantrum, perubahan policy antara Amerika Serikat (AS) dan China hingga geopolitik yang menimbulkan efek spillover.
“Nah ini lingkungan-lingkungan yang kemudian merembes kepada ekonomi dan keuangan negara,” tegasnya.
Oleh sebab itu, ia menyatakan kurikulum PKN STAN yang sebenarnya telah banyak perubahan sejak 2003 harus mampu lebih melihat dan tertuju pada berbagai dinamika global.
“Saya sudah minta untuk membentuk tim reformasi PKN STAN,” katanya.
Baca juga: Sri Mulyani lantik 9 pejabat lingkungan DJPb dan PKN STAN
Baca juga: Gubernur Kalbar serahkan SK pengangkatan CPNS 28 lulusan PKN STAN
Baca juga: Kemenkeu teken MoU penempatan lulusan STAN
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: