Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 Papua yang mencapai 14,28 persen tidak lantas membuat jumlah penduduk miskin di daerah tersebut menurun.
“Kalau dilihat struktur ekonomi Papua didominasi oleh sektor pertambangan. Ini yang mendominasi pertumbuhan ekonomi Papua. Jadi geliat pertambangan itu belum tentu berdampak terhadap lapisan bawah,” kata Margo dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, sektor pertambangan merupakan sektor eksklusif yang membutuhkan orang-orang dengan keahlian khusus. Aktivitas sektor tersebut pun bisa saja bergerak tanpa menyentuh penduduk miskin yang cenderung tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan.
BPS mencatat pada kuartal I 2021, perekonomian di Papua bertumbuh sebesar 14,28 persen secara year on year. Nilai ini pun menjadikan Papua sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 tertinggi di antara 33 provinsi lainnya.
Posisi kedua ditempati oleh Maluku Utara yang pertumbuhan ekonominya pada kuartal I 2021 mencapai 13,45 persen year on year.
Namun demikian, pada Maret 2021, persentase penduduk miskin di wilayah Maluku dan Papua tercatat mencapai 20,66 persen atau naik 0,01 persen poin dibandingkan September 2020 yang sebesar 20,65 persen.
“Pertumbuhan ekonomi di Papua tinggi lebih karena sektor pertambangan yang mendominasi, dan sektor pertambangan itu kurang pengaruhnya kepada kelompok bawah, sehingga kemiskinan makin tinggi,” ujar Margo.
Pada Maret 2021, jumlah penduduk miskin di Maluku dan Papua mencapai 1,54 juta orang. Penduduk miskin itu tersebar di perkotaan dan pedesaan masing-masing sebanyak 144,69 ribu dan 1,40 juta orang.
Baca juga: Transportasi dan kemiskinan masyarakat pedalaman Wondama
Baca juga: BPS: Pengentasan di Jawa dukung percepatan penurunan angka kemiskinan
BPS: Pertumbuhan ekonomi Papua belum mampu turunkan angka kemiskinan
15 Juli 2021 18:04 WIB
Tangkapan layar Kepala BPS Margo Yuwono melakukan konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (15/7/2021). ANTARA/Sanya Dinda.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021
Tags: