Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengoptimalkan 246 shelter yang tersebar di 12 kecamatan untuk menampung pasien terkonfirmasi COVID-19 tanpa gejala hingga gejala ringan.
Berdasarkan data rekapitulasi data pelayanan karantina di Kulon Progo terhadap 246 shelter yang tersebar di 88 desa, dan 12 kecamatan, dengan kapasitas 1.338 orang. Saat ini, baru terpakai 29 pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan gejala ringan.
"Sampai dengan hari ini, Pemkab Kulon Progo belum membuka shelter yang dikelola oleh pemerintah, tapi memperkuat shelter yang ada di desa," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Kamis.
Ia mengatakan sekarang ini, dalam kondisi terkonfirmasi aktif tinggi yang dibutuhkan bukan shelter isolasi tanpa gejala, tetapi adalah tempat isolasi untuk bergejala sedang mengarah ke berat. Sehingga target yang diarahkan Pemkab Kulon Progo adalah penambahan bangsal atau tempat tidur yang memberikan pelayanan pasien bergejala sedang.
"Jadi untuk tanpa gejala dan gejala ringan, diharapkan isolasi di rumah atau isolasi di shelter desa," katanya.
Baca juga: Tambah 482, positif COVID-19 di Kulon Progo-DIY jadi 12.045 kasus
Baca juga: Pokdakan di Kulon Progo tidak terdampak PPKM darurat
Ia mengatakan saat ini, sedang dilakukan penambahan bangsal secara bertahap. Pada minggu ini, RSUD Wates menambah 12 tempat tidur di Bangsal Cempaka untuk perawatan ibu hamil dan bayi terkonfirmasi COVID-19. Kemudian, dalam proses penambahan lagi 23 tempat tidur menggunakan Bangsal Edelweis dan Bangsal Gardenia.
"Kami juga sedang mengupayakan penambahan tempat tidur perawatan antara. Saat ini, kami masih berdiskusi dengan RSUD Wates, apakah dimungkinkan untuk penambahan 20 tempat tidur lagi. Untuk tenaga kesehatan, RSUD Wates juga telah menyiapkan 10 tempat tidur," katanya.
Kemudian, RSUD Nyi Ageng Serang dari 26 tempat tidur, akan ditambah dua tempat tidur lagi. Begitu juga dengan tujuh rumah sakit swasta yang memberikan pelayanan pasien terkonfirmasi COVID-19 telah menyediakan 28 tempat tidur, dan bersedia kembali menambah 10 tempat, sehingga total menjadi 38 tempat tidur.
"Kalau semua ini terlaksana, maka di Kulon Progo akan tersedia 177 tempat tidur untuk pasien terkonfirmasi COVID-19 bergejala sedang hingga berat di rumah sakit negeri dan swasta," katanya.
Baca juga: Pemkab Kulon Progo lakukan vaksinasi mobile ke desa-desa
Baca juga: Pemkab Kulon Progo siapkan anggaran Rp3,5 miliar alat produksi oksigen
Sebelumnya, Ketua Fraksi PKS DPRD Kulon Progo Hamam Cahyadi mengatakan saat ini, kasus terkonfirmasi COVID-19 yang aktif dan menjalani isolasi mandiri sangat banyak, yakni lebih dari 3.500 kasus.
Dari pasien terkonfirmasi COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri, banyak yang membutuhkan perawatan dan penanganan medis, seperti oksigen, namun rumah sakit rujukan, milik pemerintah dan swasta selalu penuh.
"Untuk itu, kami mendorong Pemkab Kulon Progo melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 membentuk bangsal darurat di bekas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates. Kalau membuat tenda darurat, kesannya tidak manusiawi," kata Hamam.
Baca juga: Kelebihan pasien COVID-19, IGD RSUD Wates Kulon Progo tutup
Baca juga: Kulon Progo tutup sementara seluruh objek wisata
Kulon Progo optimalkan 246 shelter untuk pasien COVID-19 gejala ringan
15 Juli 2021 17:30 WIB
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati. ANTARA/Sutarmi
Pewarta: Sutarmi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: