Yogyakarta (ANTARA News) - Kain batik tulis yang diproduksi perajin di kawasan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat banyak diminati kalangan wisatawan mancanegara, karena memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan batik tulis lainnya.

"Kain batik tulis kraton banyak disukai wisatawan mancanegara, karena motif batiknya khas Keraton Yogyakarta," kata salah seorang perajin batik kraton di kawasan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Marto Surtono, di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Marto yang juga "abdi dalem" (pegawai keraton) ini, batik tulis kraton banyak diminati kalangan wisatawan mancanegara di antaranya dari Thailand, Jepang, dan Inggris.

Ia mengatakan batik tulis kraton memang desain dan motifnya berciri khas Yogyakarta. "Kami memang hanya membuat motif batik tulis berciri khas batik Yogyakarta, seperti motif batik Sidomukti, Wahyutemaran, Seminromo, dan Sidoluhur," katanya.

Marto mengatakan selain membuat batik tulis untuk dijual di pasaran umum, pihaknya juga memproduksi kain batik khusus untuk pakaian Sri Sultan Hamengku Buwono X yang tidak boleh dijual di pasaran, dan hanya boleh dikenakan oleh Sri Sultan.

"Kami membuat batik tulis khusus untuk pakaian Sri Sultan Hamengku Buwono X, yakni bermotifkan batik Parang besar, yang hanya boleh dikenakan oleh Sri Sultan," katanya.

Ia mengatakan proses pembuatan batik tulis kraton membutuhkan waktu lama. "Untuk membuat satu lembar kain batik tulis kraton biasanya perlu waktu sekitar tiga bulan hingga menjadi kain batik yang siap dipakai," katanya.

Menurut Marto, batik tulis kraton yang ia produksi jumlahnya tidak menentu setiap bulannya. "Jika membatiknya cepat, kami hanya mampu membuat satu lembar kain batik dalam satu bulan," katanya.

Harga kain batik tulis kraton, kata dia disesuaikan dengan motif serta ukuran kainnya. "Harganya antara

Rp300.000 hingga Rp1,1 juta per lembar," katanya.

Sedangkan mengenai omzet penjualan kain batik kraton yang dibuatnya, Marto menyebutkan dalam satu bulan tidak menentu, dan juga tergantung produksinya. "Selama ini, setiap bulan hanya terjual rata-rata satu lembar kain batik," katanya.

Sementara itu, seorang wisatawan asal Inggris, Steve mengatakan dirinya sangat menyukai kain batik Yogyakarta karena unik, dan cara pembuatanya masih tradisional, serta warna dan motifnya juga menarik.

"Kami baru pertama kali datang ke Yogyakarta, dan diperkenalkan dengan kain batik kraton yang belum pernah kami jumpai sebelumnya, dan kami tertarik terhadap proses pembuatanya karena masih menggunakan alat tradisional, serta menggunakan pewarna dengan bahan baku alami," katanya.

Menurut dia, Indonesia khususnya Yogyakarta banyak sekali menyajikan kerajinan yang unik, misalnya kain batik tulis ini. "Hampir semua produk kerajinan yang kami temukan di Yogyakarta sangat unik dan menarik," katanya.(*)

(ANT-161/M008)