Wapres: Ada ruang luas untuk keuangan syariah di Indonesia
15 Juli 2021 10:11 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan pidato kunci pada Konferensi Internasional "The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges and Way Forward" secara virtual dari kediaman resmi wapres di Jakarta, Kamis (15/7/2021). ANTARA/HO-Asdep KIP Setwapres/aa.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) untuk mengembangkan industri keuangan syariah di Indonesia karena masih terdapat ruang yang luas untuk sektor tersebut.
"Masih terdapat ruang yang luas untuk pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia," kata Wapres Ma’ruf dalam Konferensi Internasional The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges and Way Forward yang diselenggarakan KNEKS secara virtual, Kamis.
Sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia juga mengalami perkembangan cukup pesat meskipun di tengah kondisi bencana kesehatan pandemi COVID-19, lanjut Wapres.
Merujuk pada laporan Islamic Finance Country Index (IFCI) Tahun 2020, Wapres mengatakan Indonesia menempati peringkat kedua setelah Malaysia, dari 42 negara yang disurvei terkait keuangan syariah.
Selain itu, menurut laporan The State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021, Indonesia naik peringkat menjadi urutan keempat di dunia, setelah berada di peringkat kelima pada 2019 dan peringkat kesembilan pada 2018.
"Keberhasilan Indonesia menduduki peringkat tersebut menunjukkan bahwa sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, bahkan di tengah kondisi pandemi COVID-19," tegasnya.
Oleh karena itu, Wapres berharap pihak-pihak terkait untuk terus optimistis dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
"Ini tentunya dapat menumbuhkan semangat optimisme dan keyakinan bagi kita semua, para stakeholders, investor maupun pelaku usaha sektor ekonomi syariah," katanya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam sambutannya mengatakan Indonesia dapat mencegah kondisi perekonomian nasional memburuk di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Indonesia mencegah perburukan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi di 2020 yang hanya kontraksi sekitar dua persen. Kuartal pertama tahun ini menunjukkan perbaikan dengan kontraksi 0,7 persen," katanya.
Pemulihan ekonomi di tengah kondisi pandemi COVID-19 merupakan upaya bersama yang akan terus dilakukan Pemerintah untuk mencegah terjadi kemerosotan perekonomian nasional.
"Pemerintah akan terus menyeimbangkan antara prioritas utama untuk terus menangani COVID-19 secara efektif dan memulihkan ekonomi, dan membangun fondasi ekonomi Indonesia agar makin kuat," ujar Sri Mulyani.
Baca juga: Wapres ajak generasi milenial gunakan perbankan syariah
Baca juga: Wapres minta percepat konversi BPD ke Bank Syariah
Baca juga: Wapres: Ekonomi syariah jadi penggerak perekonomian nasional
"Masih terdapat ruang yang luas untuk pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia," kata Wapres Ma’ruf dalam Konferensi Internasional The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges and Way Forward yang diselenggarakan KNEKS secara virtual, Kamis.
Sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia juga mengalami perkembangan cukup pesat meskipun di tengah kondisi bencana kesehatan pandemi COVID-19, lanjut Wapres.
Merujuk pada laporan Islamic Finance Country Index (IFCI) Tahun 2020, Wapres mengatakan Indonesia menempati peringkat kedua setelah Malaysia, dari 42 negara yang disurvei terkait keuangan syariah.
Selain itu, menurut laporan The State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021, Indonesia naik peringkat menjadi urutan keempat di dunia, setelah berada di peringkat kelima pada 2019 dan peringkat kesembilan pada 2018.
"Keberhasilan Indonesia menduduki peringkat tersebut menunjukkan bahwa sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, bahkan di tengah kondisi pandemi COVID-19," tegasnya.
Oleh karena itu, Wapres berharap pihak-pihak terkait untuk terus optimistis dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
"Ini tentunya dapat menumbuhkan semangat optimisme dan keyakinan bagi kita semua, para stakeholders, investor maupun pelaku usaha sektor ekonomi syariah," katanya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam sambutannya mengatakan Indonesia dapat mencegah kondisi perekonomian nasional memburuk di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Indonesia mencegah perburukan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi di 2020 yang hanya kontraksi sekitar dua persen. Kuartal pertama tahun ini menunjukkan perbaikan dengan kontraksi 0,7 persen," katanya.
Pemulihan ekonomi di tengah kondisi pandemi COVID-19 merupakan upaya bersama yang akan terus dilakukan Pemerintah untuk mencegah terjadi kemerosotan perekonomian nasional.
"Pemerintah akan terus menyeimbangkan antara prioritas utama untuk terus menangani COVID-19 secara efektif dan memulihkan ekonomi, dan membangun fondasi ekonomi Indonesia agar makin kuat," ujar Sri Mulyani.
Baca juga: Wapres ajak generasi milenial gunakan perbankan syariah
Baca juga: Wapres minta percepat konversi BPD ke Bank Syariah
Baca juga: Wapres: Ekonomi syariah jadi penggerak perekonomian nasional
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: