Athena (ANTARA) - Lebih dari 5.000 pengunjuk rasa anti vaksin, beberapa dari mereka mengibarkan bendera Yunani dan salib kayu, berunjuk rasa di Athena pada Rabu (14/7) untuk menentang program vaksinasi virus corona.

Mereka berteriak "ambil vaksinmu dan pergi dari sini!" dan menyerukan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis untuk mengundurkan diri.

Para pengunjuk rasa berkumpul di luar parlemen di bawah pengawasan ketat polisi.

Protes pada Rabu adalah pertunjukan oposisi terbesar terhadap upaya inokulasi.

Baca juga: Yunani, Israel teken kesepakatan longgarkan pembatasan perjalanan

Sebuah jajak pendapat baru-baru ini oleh Pulse untuk Skai TV menemukan sebagian besar orang Yunani mengatakan mereka akan mendapatkan vaksin, dan mayoritas mendukung vaksinasi wajib untuk beberapa segmen populasi.

Sekitar 41 persen orang Yunani sudah divaksin lengkap.

Pada Senin, pemerintah memerintahkan vaksinasi wajib bagi petugas kesehatan dan staf panti jompo menyusul peningkatan tajam dalam infeksi baru COVID-19 di tengah musim pariwisata yang vital.

"Setiap orang memiliki hak untuk memilih. Kami memilih bahwa pemerintah tidak memilih untuk kami," kata Faidon Vovolis, seorang ahli jantung.

Baca juga: Kaum muda sebabkan gelombang baru COVID-19 di Yunani

Ia mempertanyakan penelitian ilmiah seputar masker wajah dan vaksin dan mengepalai gerakan "Bebaskan Lagi" yang disebut protes.

Vovolis mengatakan dia memulai kelompok itu sebagai tanggapan terhadap "langkah-langkah keras" pemerintah untuk menahan virus.

Protes menjadi hal umum di Yunani. Dalam beberapa bulan terakhir ada protes mengenai undang-undang perburuhan baru hingga kampanye militer Israel terbaru di Gaza.

Lebih dari 444.700 orang di Yunani telah terinfeksi sejak pandemi dimulai dan 12.782 telah meninggal.

Pihak berwenang mencatat hampir 3.000 infeksi baru pada Rabu.

Sumber : Reuters

Baca juga: Komite Yunani rekomendasikan vaksinasi COVID remaja 15-17 tahun
Baca juga: Yunani berencana mulai vaksinasi COVID Johnson & Johnson 5 Mei