Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto mengungkapkan, Komjen Timur Pradopo dipilih sebagai calon Kapolri setelah Presiden Yudhoyono meminta masukan Ketua Harian Sekretariat Gabungan Partai Koalisi Aburizal Bakrie dan partai koalisi lainnya.

"Ketua Setgab (Presiden Yudhoyono) meminta masukan kepada Setgab, termasuk dari Ketua Harian Setgab Aburizal Bakrie," kata Setya Novanto di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.

Selain meminta masukan dari Setgab, Presiden Yudhoyono juga meminta masukan dari Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Kepala Badan Inteligen Negara (BIN) Sutanto, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri.

"Jadi nama Timur mencuat dan dipilih dua hari sebelum diserahkan kepada DPR," kata Setya.

Ia menyebutkan, karena diminta langsung oleh Presiden Yudhoyono, maka dibicarakan juga di Setgab. "Pasti dibicarakan di Setgab dan selalu ada pembicaraan di internal," kata dia.

Ia menambahkan, pilihan dari ketua harian Setgab soal Timur sejalan dengan Ketua Setgab. "Apa yang akan dilakukan, selalu ada komunikasi dengan Presiden Yudhoyono," kata Setya.

Adapun pertimbangan memilih Timur adalah sosok Timur bisa mempererat hubungan di internal Kepolisian, tidak menimbulkan masalah, bisa menjembatani semua pihak dari sisi pengalaman, kepemimpinan dan angkatan.

Sementara itu, mantan Wakil Kepala Kepolisian RI Adang Daradjatun mengatakan, siapa pun pilihan presiden soal calon Kapolri, tak perlu diragukan.

Ia juga meminta kepada internal Polri untuk memberikan dukungan kepada Komjen Timur Pradopo bila dilantik menjadi Kapolri.

Ia juga meminta agar dalam uji kepatutan dan kelayakan nanti, Timur harus menjelaskan semua persoalan termasuk masalah bentrokan di Jalan Ampera, Jakarta Selatan.
(ANT-134/B010)