Mendag perkuat pemulihan ekonomi nasional saat kunker ke AS
14 Juli 2021 20:13 WIB
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia saat kunjungan kerja ke Amerika Serikat. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perdagangan)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan komitmennya memperkuat pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan perdagangan dan investasi dengan Amerika Serikat (AS) di berbagai sektor dan kebutuhan vaksin nasional menjadi pembahasan serius selama kunjungan kerja (kunker) ke AS.
“Kunjungan kerja ini merupakan langkah percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan perdagangan dan investasi. Potensi peningkatan perdagangan dan investasi di berbagai sektor di Indonesia antara lain sektor teknologi; gender dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sangat besar. Kunjungan kerja ini juga membahas perubahan iklim dan vaksin COVID-19,” kata Mendag lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Rabu.
Kunjungan kerja Lutfi tersebut dilakukan bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dan berlangsung pada 9-18 Juli 2021.
Menurut Mendag, AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia dengan total perdagangan kedua negara pada 2020 mencapai 27,2 miliar dolar AS.
Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke AS sebesar 18,62 miliar dolar AS. Sedangkan, impor Indonesia dari AS sebesar 8,58 miliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia terhadap AS surplus sepanjang 2020 sebesar 10,04 miliar dolar AS
Pada kunjungan hari pertamanya Minggu (11/7) Mendag Lutfi dan Meninves/Kepala BKPM Bahlil mengadakan pertemuan dengan Perwakilan RI di AS.
Pertemuan tersebut membahas peran ekonomi digital terhadap perekonomian nasional dan potensi sektor ekonomi digital di Indonesia. Mendag juga mendorong para Perwakilan RI untuk menggali potensi ekonomi digital Indonesia di AS.
"Kontribusi ekonomi digital Indonesia masih relatif kecil terhadap ekonomi nasional. Namun, saat ini pertumbuhan ekonomi digital telah berkembang sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia berpotensi tumbuh delapan kali lipat di tahun 2030," papar Mendag.
Di hari berikutnya Senin (12/7), Mendag mengadakan pertemuan dengan Chief Operating Officer (COO) US International Development Finance Corporation (IDFC) David Marchick.
Pertemuan yang juga dihadiri Bahlil dan Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah ini membahas Sovereign Wealth Fund dan potensi peningkatan investasi di berbagai sektor di Indonesia antara lain sektor teknologi; gender dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); serta perubahan iklim dan vaksin COVID-19.
Selanjutnya, Mendag juga mengadakan pertemuan dengan CEO US-ASEAN Business Council (USABC) Alex Feldman. Pertemuan ini membahas berbagai isu perdagangan dan investasi, tren perdagangan global, dan penanganan pandemi COVID-19. Mendag dan USABC sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia-AS ke level berikutnya.
Mengakhiri agenda kunjungan kerja pada hari kedua, Mendag bersama CEO INA melaksanakan pertemuan dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop.
Dalam kesempatan tersebut, Mendag menyampaikan komitmennya untuk mempercepat pencapaian target netral karbon (net zero carbon emission) melalui industri yang ramah lingkungan. Selain itu, pertemuan juga membahas kerja sama pengembangan industri logam ramah lingkungan (clean energy) dan kerja sama dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.
“Indonesia saat ini tengah bertransformasi dari negara penghasil barang mentah menjadi negara penghasil barang bernilai tambah dan berteknologi tinggi. Untuk itu, Pemerintah akan terus mendorong pengembangan industri yang ramah lingkungan di Indonesia (clean energy), terutama di industri logam,” pungkas Mendag.
Baca juga: Mendag: Ekonomi digital Indonesia berpotensi terus tumbuh
Baca juga: Mendag: Tak ada halangan produk oksigen masuk wilayah RI
Baca juga: Mendag: Stok beras cukup, tak ada impor
“Kunjungan kerja ini merupakan langkah percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan perdagangan dan investasi. Potensi peningkatan perdagangan dan investasi di berbagai sektor di Indonesia antara lain sektor teknologi; gender dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sangat besar. Kunjungan kerja ini juga membahas perubahan iklim dan vaksin COVID-19,” kata Mendag lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Rabu.
Kunjungan kerja Lutfi tersebut dilakukan bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dan berlangsung pada 9-18 Juli 2021.
Menurut Mendag, AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia dengan total perdagangan kedua negara pada 2020 mencapai 27,2 miliar dolar AS.
Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke AS sebesar 18,62 miliar dolar AS. Sedangkan, impor Indonesia dari AS sebesar 8,58 miliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia terhadap AS surplus sepanjang 2020 sebesar 10,04 miliar dolar AS
Pada kunjungan hari pertamanya Minggu (11/7) Mendag Lutfi dan Meninves/Kepala BKPM Bahlil mengadakan pertemuan dengan Perwakilan RI di AS.
Pertemuan tersebut membahas peran ekonomi digital terhadap perekonomian nasional dan potensi sektor ekonomi digital di Indonesia. Mendag juga mendorong para Perwakilan RI untuk menggali potensi ekonomi digital Indonesia di AS.
"Kontribusi ekonomi digital Indonesia masih relatif kecil terhadap ekonomi nasional. Namun, saat ini pertumbuhan ekonomi digital telah berkembang sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia berpotensi tumbuh delapan kali lipat di tahun 2030," papar Mendag.
Di hari berikutnya Senin (12/7), Mendag mengadakan pertemuan dengan Chief Operating Officer (COO) US International Development Finance Corporation (IDFC) David Marchick.
Pertemuan yang juga dihadiri Bahlil dan Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah ini membahas Sovereign Wealth Fund dan potensi peningkatan investasi di berbagai sektor di Indonesia antara lain sektor teknologi; gender dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); serta perubahan iklim dan vaksin COVID-19.
Selanjutnya, Mendag juga mengadakan pertemuan dengan CEO US-ASEAN Business Council (USABC) Alex Feldman. Pertemuan ini membahas berbagai isu perdagangan dan investasi, tren perdagangan global, dan penanganan pandemi COVID-19. Mendag dan USABC sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia-AS ke level berikutnya.
Mengakhiri agenda kunjungan kerja pada hari kedua, Mendag bersama CEO INA melaksanakan pertemuan dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop.
Dalam kesempatan tersebut, Mendag menyampaikan komitmennya untuk mempercepat pencapaian target netral karbon (net zero carbon emission) melalui industri yang ramah lingkungan. Selain itu, pertemuan juga membahas kerja sama pengembangan industri logam ramah lingkungan (clean energy) dan kerja sama dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.
“Indonesia saat ini tengah bertransformasi dari negara penghasil barang mentah menjadi negara penghasil barang bernilai tambah dan berteknologi tinggi. Untuk itu, Pemerintah akan terus mendorong pengembangan industri yang ramah lingkungan di Indonesia (clean energy), terutama di industri logam,” pungkas Mendag.
Baca juga: Mendag: Ekonomi digital Indonesia berpotensi terus tumbuh
Baca juga: Mendag: Tak ada halangan produk oksigen masuk wilayah RI
Baca juga: Mendag: Stok beras cukup, tak ada impor
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: