Jakarta (ANTARA) - Kepala Unit Perlindungan Anak Wahana Visi Indonesia Emmy Lucy Smith mengatakan masyarakat menjadi elemen penting untuk dilibatkan dalam pelindungan anak di masa pandemi COVID-19.

"Mereka punya hati, mereka punya perasaan dan ikatan emosional dengan anak dan keluarga di wilayah mereka. Hati dan ikatan emosional ini yang menggerakkan mereka. Kemudian menggerakkan mereka untuk menyediakan tenaga dan pikiran,” kata Emmy dalam webinar Peluncuran Panduan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi COVID-19 secara daring di Jakarta, Rabu.

Masyarakat dapat berpartisipasi melindungi anak pada saat kejadian bencana non-alam seperti pandemi atau wabah penyakit dengan menggunakan panduan PATBM yang telah diinisiasi sejak 2016.

Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Nahar mengatakan selain masyarakat, para aktivis yang tergabung dalam PATBM dapat membantu memberikan edukasi dan menangkis hoaks di masyarakat.

Baca juga: Menteri Bintang ajak anak Indonesia wisata edukatif secara virtual
Baca juga: KemenPPPA dan WVI luncurkan panduan PATBM jilid dua pandemi COVID-19


“Jadi tahu ketika ada korban kekerasan. Ketika ada yang disampaikan, warga harus ditolong. Biasanya aktivis tahu harus dikemanakan, harus didampingi seperti apa. Nah itu orang yang paling tahu di lingkungan tersebut,” kata dia menjelaskan bagaimana kader PATBM menangani kasus kekerasan pada anak.

Nahar menegaskan PATBM adalah gerakan warga di tingkat masyarakat yang memiliki peran untuk mendukung upaya perlindungan anak yang terbentuk dari inisiatif masyarakat.

Perwakilan PATBM Manokwari, Papua Barat, Willy mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan masalah-masalah yang menyangkut anak, bukan hanya masalah pendidikannya saja tetapi juga harus memperhatikan tumbuh kembang mereka.

“Tumbuh kembang anak ini menjadi perhatian seluruh sektoral yang ada. Kami berjalan dengan hati. Anak-anak membutuhkan kasih sayang dan komunikasi baik. Kami harus jadi sahabat, jadi teman, jadi kakak, jadi om untuk membuat mereka lebih nyaman,” kata Willy.

Baca juga: RUU PDP berikan perlindungan untuk perempuan dan anak-anak
Baca juga: KPPPA harap pemberitaan media lebih ramah anak