Olimpiade
Atlet Olimpiade tetap latihan di pelatnas selama karantina
14 Juli 2021 15:03 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin pelepasan kontingen Indonesia yang akan berlaga pada Olimpiade Tokyo tahun 2021 di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (8/7/2021). ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Lukas/sgd/foc.
Jakarta (ANTARA) - Atlet Indonesia untuk Olimpiade Tokyo tetap menjalani latihan dalam pelatnas masing-masing selama menjalani masa karantina di hotel menjelang keberangkatan ke Jepang.
Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono mengatakan setiap atlet dari setiap cabang olahraga akan difasilitasi kendaraan dan sopir khusus yang akan mengantarkan mereka ke tempat latihan.
“Mereka tetap latihan di tempat latihan masing-masing, tapi mulai dari berangkat dari hotel itu interaksinya terbatas hanya atlet, pelatih, dan sopir,” kata Ferry Antara saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.
“Lalu saat latihan mereka juga harus dipisahkan dari teman-teman pelatnas yang lain. Tidak ada interaksi secara fisik dengan rekan pelatnas lain,” tambah dia.
Beberapa atlet Merah Putih menuju Olimpiade Tokyo secara bertahap akan mulai memasuki hotel yang ditetapkan KOI sebagai tempat karantina sebelum bertolak ke Jepang pada 17 Juli.
Baca juga: Pandemi membuat lomba renang Olimpiade jadi sulit diduga
Setiap atlet dan pelatih menempati masing-masing satu kamar hotel sebagai upaya KOI mencegah risiko penularan COVID-19 selama karantina.
Sebelum memasuki hotel, para atlet dan pelatih harus terlebih dahulu menjalani dua kali tes swab PCR dengan hasil negatif sebagai syarat memasuki gelembung.
Selama karantina, para atlet harus menjalani tes swab PCR selama tujuh hari berturut-turut sesuai dengan aturan dari panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo (TOCOG), mengingat Indonesia masuk kategori Grup I atau negara dengan risiko tinggi COVID-19 oleh pemerintah Jepang.
KOI juga telah memfasilitasi satu mesin isothermal dan satu mesin PCR khusus untuk keperluan internal selama karantina di hotel.
“Kami sudah memasang satu mesin isothermal dan satu mesin PCR untuk kepentingan internal. Jadi mereka bisa kapan pun dites untuk kepentingan kami dan kepentingan laboratorium yang memang disyaratkan oleh pemerintah Jepang,” kata dia.
Penerbangan kontingen Indonesia terbagi ke dalam beberapa kelompok. Setelah tim bulu tangkis yang berangkat lebih awal pada 8 Juli, selanjutnya adalah tim panahan, menembak, dayung, surfing, angkat besi, serta renang pada 17 Juli, dan terakhir adalah atletik pada 24 Juli.
Baca juga: Pegolf top pertanyakan aspek moral Olimpiade mesti jalan terus
Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono mengatakan setiap atlet dari setiap cabang olahraga akan difasilitasi kendaraan dan sopir khusus yang akan mengantarkan mereka ke tempat latihan.
“Mereka tetap latihan di tempat latihan masing-masing, tapi mulai dari berangkat dari hotel itu interaksinya terbatas hanya atlet, pelatih, dan sopir,” kata Ferry Antara saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.
“Lalu saat latihan mereka juga harus dipisahkan dari teman-teman pelatnas yang lain. Tidak ada interaksi secara fisik dengan rekan pelatnas lain,” tambah dia.
Beberapa atlet Merah Putih menuju Olimpiade Tokyo secara bertahap akan mulai memasuki hotel yang ditetapkan KOI sebagai tempat karantina sebelum bertolak ke Jepang pada 17 Juli.
Baca juga: Pandemi membuat lomba renang Olimpiade jadi sulit diduga
Setiap atlet dan pelatih menempati masing-masing satu kamar hotel sebagai upaya KOI mencegah risiko penularan COVID-19 selama karantina.
Sebelum memasuki hotel, para atlet dan pelatih harus terlebih dahulu menjalani dua kali tes swab PCR dengan hasil negatif sebagai syarat memasuki gelembung.
Selama karantina, para atlet harus menjalani tes swab PCR selama tujuh hari berturut-turut sesuai dengan aturan dari panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo (TOCOG), mengingat Indonesia masuk kategori Grup I atau negara dengan risiko tinggi COVID-19 oleh pemerintah Jepang.
KOI juga telah memfasilitasi satu mesin isothermal dan satu mesin PCR khusus untuk keperluan internal selama karantina di hotel.
“Kami sudah memasang satu mesin isothermal dan satu mesin PCR untuk kepentingan internal. Jadi mereka bisa kapan pun dites untuk kepentingan kami dan kepentingan laboratorium yang memang disyaratkan oleh pemerintah Jepang,” kata dia.
Penerbangan kontingen Indonesia terbagi ke dalam beberapa kelompok. Setelah tim bulu tangkis yang berangkat lebih awal pada 8 Juli, selanjutnya adalah tim panahan, menembak, dayung, surfing, angkat besi, serta renang pada 17 Juli, dan terakhir adalah atletik pada 24 Juli.
Baca juga: Pegolf top pertanyakan aspek moral Olimpiade mesti jalan terus
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021
Tags: