Kabul (ANTARA) - Militan Taliban pada Rabu mengatakan mereka telah menguasai jalur perdagangan penting yang menghubungkan Pakistan dengan Afghanistan selatan, beberapa jam setelah pasukan Afghanistan menyerahkan titik transit penting tersebut kepada kelompok gerilyawan itu.
Pejabat pemerintah Afghanistan tidak segera dapat dihubungi untuk mengonfirmasi jatuhnya sebuah kota di distrik Spin Boldak, provinsi Kandahar yang terletak di sebelah perbatasan Garis Durand dengan Pakistan.
"Mujahidin (Taliban) telah merebut kota perbatasan penting bernama Wesh di Kandahar," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan.
"Dengan ini, jalan penting antara (Spin) Boldak dan Chaman dan bea cukai Kandahar telah berada di bawah kendali Mujahidin," ujarnya.
Baca juga: Inggris akan bekerja dengan Taliban jika mereka kuasai Afghanistan
Data pemerintah Afghanistan menunjukkan sekitar 900 truk setiap hari melintasi area perbatasan yang menghubungkan Pakistan dengan Afghanistan, Iran dan negara-negara Asia Tengah.
Shafiqullah Attai, ketua Kamar Dagang dan Investasi Afghanistan di ibu kota Kabul, mengatakan Taliban dalam beberapa pekan terakhir telah menguasai Islam Qala dan Turghundi di provinsi Herat, ShirKhan Bandar di Kunduz, dan pelabuhan perbatasan Abu Naser Farahi di provinsi Farah.
Taliban dengan cepat mengambil alih semua pos pemeriksaan perbatasan untuk mengisi pundi-pundi mereka dengan pendapatan bea cukai, alih-alih ditransfer ke kas pemerintah Afghanistan.
"Kami tidak memiliki angka pasti tentang volume perdagangan dan transit yang berasal dari pelabuhan-pelabuhan ini karena sekarang dikendalikan oleh Taliban ... pendapatan sudah mulai masuk ke Taliban," kata Attai kepada Reuters.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pasukan khusus Afghanistan serang Taliban
Baca juga: Pasukan Afghanistan tangkis serangan Taliban di Taluqan
Taliban klaim kuasai jalur perdagangan Afghanistan-Pakistan
14 Juli 2021 14:56 WIB
Arsip foto - Militan Taliban saat merayakan gencatan senjata di Nangarhar, Afghanistan, Juni 2018. ANTARA/Reuters/Parwiz.
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: