Tokyo (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan Jepang akan membeli tiga pesawat mata-mata tak berawak Global Hawk buatan Amerika Serikat, untuk membantu memantau gerakan-gerakan militer China dan program rudal serta nuklir Korea Utara, kata laporan Senin.

Jepang berharap akan menggunakan pesawat tak bersenjata namun dilengkapi kamera itu untuk mendukung kemampuan penghimpunan data intelijen negara pasifik tersebut secara resmi, mengawasi pulau-pulau terpencil dan memantau kapal-kapal yang mencurigakan, kata kantor berita Kyidi News.

Pesawat pengintai berjelajah tinggi itu masing-masing seharga 50 juta dolar AS, kata Kyodo, mengutip sumber-sumber di kementerian pertahanan yang tak bersedia disebut namanya.

Dilengkapi dengan alat-alat komunikasi berkemampuan canggih, Global Hawk bisa terbang pada ketinggian 18.000 meter (60.000 kaki) - sekitar dua kali lipat setinggi pesawat-pesawat penumpang komersil - untuk kurang lebih 30 jam dengan pilot-otomatis, katanya.

Berkaitan dengan sengketa wilayah dengan China yang dimulai ketika Tokyo menahan seorang kapten kapal pukat China dalam sengketa perairan, di perairan yang disengketakan di Laut China Timur sekitar empat pekan lalu, telah mencabik hubungan diplomatik antara dua kekuatan Asia itu.

Kementerian pertahanan Jepang berharap untuk memasukkan rencana pembelian pesawat tanpa awak itu di dalam program pertahanan setengah-periode barunya, yang mencakup periode sampai Maret 2016, kata Kyodo.

Berkaitan rencana yang dipastikan akan meningkatkan ketegangan dengan China itu, Jepang dan AS juga berencana akan mengadakan latihan militer bersama pada Desember dengan fokus mempertahankan pulau-pulau terpencil Jepang, kata Kyodo dalam laporan terpisah.

Latihan itu menggunakan skenario yang menggambarkan pulau-pulau terpencil diserang oleh pasukan bersenjata, akan mengirimkan kapal induk AS yang berpangkalan di jepang USS George Washington dalam latihan laut dan latihan perang darat tentara Jepang, menurut Kyodo.(*)

AFP/H-AK/A023