Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi terkoreksi seiring pertambahan kasus harian COVID-19 pada Selasa (13/7/2021), yang kembali mencetak rekor lagi.

Pada pukul 10.01 WIB, rupiah melemah 21 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.485 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.464 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah mungkin bisa berbalik melemah hari ini karena data indikator inflasi AS yang dirilis semalam menunjukkan kenaikan melebihi ekspektasi pasar sehingga mendorong penguatan dolar AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 31 poin

Semalam, indikator inflasi AS pada Juni dari data indeks harga konsumen AS menunjukkan kenaikan 5,4 persen (yoy). Angka itu lebih tinggi dari ekspektasi 4,9 persen dan jauh di atas target inflasi The Fed 2 persen.

"Ini membuka peluang bank sentral AS untuk mempertimbangkan kembali pengetatan moneter yang lebih cepat sehingga ini mendorong penguatan dolar AS," ujar Ariston.

Selain itu, lanjutnya, faktor dari dalam negeri yaitu kenaikan kasus baru harian COVID-19 yang terus memecahkan rekor, juga menjadi tekanan untuk rupiah.

"Kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia yang mendekati 50 ribu bisa membuka peluang pembatasan aktivitas ekonomi PPKM darurat diperpanjang. Ini tentu bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menjadi alasan pelemahan rupiah," kata Ariston.

Pada Selasa kemarin, jumlah kasus baru COVID-19 mencetak rekor harian baru yaitu 47.899 kasus sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia menjadi 2.615.529 kasus.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke arah Rp14.550 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.450 per dolar AS.

Pada Selasa (13/7/2021), rupiah ditutup menguat 29 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.464 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.493 per dolar AS.

Baca juga: Dolar AS melonjak di tengah meningkatnya data inflasi
Baca juga: Harga emas terkerek 4 dolar di tengah melonjaknya inflasi AS
Baca juga: Rupiah lanjutkan penguatan, meski dibayangi lonjakan kasus COVID-19