Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mendorong kolaborasi semua pihak dalam menghadapi dampak semakin cepat digitalisasi akibat pandemi COVID-19, yang berpengaruh terhadap banyak pekerja di Indonesia.

"Pandemi COVID-19 ini kita menghadapi tantangan disrupsi yang dialami oleh para pekerja atau buruh yang karena pandemi ini ada percepatan digitalisasi dan ini dihadapi oleh yang terasa dampaknya adalah para pekerja kita," katanya dalam acara Deklarasi Gotong Royong dipantau virtual dari Jakarta, Selasa.

Menurut dia, hal itu terjadi karena berdasarkan profil tenaga kerja Indonesia masih banyak pekerja yang berpendidikan dan berketerampilan rendah. Selain itu, angkatan kerja Indonesia masih kurang dalam hal keterampilan.

Baca juga: Menaker ajak dunia usaha dan pekerja kolaborasi atasi dampak pandemi

Hal itu dapat menjadikan mereka sebagai korban pertama dari digitalisasi dan automasi sebagai bagian dari revolusi industri 4.0 yang terus terjadi di masa pandemi.

Faktor-faktor tersebut dapat memunculkan tantangan lain dari sisi akan naiknya tingkat pengangguran dan pekerja yang akan dirumahkan.

"Kondisi seperti itu saya kira yang diperlukan adalah, sekali lagi, kolaborasi pemerintah, pengusaha, pekerja dan buruh untuk sama-sama mengatasi sektor ketenagakerjaan," katanya.

Kolaborasi antara pemangku kepentingan ketenagakerjaan itu harus dilandasi dengan rasa saling peduli dan optimisme untuk bangkit dari dampak pandemi COVID-19.

Dalam kesempatan tersebut, Menaker Ida Fauziyah dan perwakilan dunia usaha seperti Apindo dan Kadin bersama-sama dengan beberapa serikat pekerja dan buruh menggelar Deklarasi Gotong Royong untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19, khususnya PPKM Darurat, terhadap sektor ketenagakerjaan.

Baca juga: Menaker, dunia usaha dan serikat pekerja deklarasikan gotong royong
Baca juga: Menaker berharap PPKM Darurat tetap jaga keberlangsungan usaha