Islamabad (ANTARA News) - Pakistan Sabtu mengirimkan tim militer ke Afghanistan untuk penyelidikan gabungan atas serangan udara NATO baru-baru ini, yang menewaskan tiga tentara Pakistan, kata sumber-sumber resmi dan laporan media lokal.

Angkatan bersenjata Pakistan mengatakan, bahwa helikopter-helikopter NATO melakukan tiga serangan udara di daerah suku barat laut Kurram Agency dalam sepekan, menewaskan tiga tentara dan melukai tiga lainnya.

Seorang juru bicara NATO membela serangan-serangan itu dan mengatakan, bahwa tindakan itu dilakukan setelah gerilyawan menyerang sebuah pos perbatasan Afghanistan dari wilayah Pakistan.

Pakistan pada Jumat mengajukan protes resmi kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu di Brussels, menyerukan agar menghentikan serangan-serangan semacam itu di masa depan, kata kementerian luar negeri.

Perdana Menteri Pakistan, Syed Yusuf Raza Gilani mengatakan kepada parlemen Jumat, bahwa Pakistan akan mempertimbangkan opsi lain jika NATO terus mengganggu wilayah kedaulatannya di masa depan.

Pakistan telah memblokir pasokan kepada tentara NATO di Afghanistan sebagai protes atas serangan-serangan udara helikopter NATO di wilayah Pakistan.

Pasokan-pasokan untuk tentara NATO terhenti selama tiga hari berturut-turut pada Sabtu, dan saksi mata mengatakan bahwa ratusan tanker minyak dan truk diparkir di jalan raya antara Pakistan dan Afghanistan.

Departemen pertahanan Amerika Serikat Jumat mengatakan, operasi-operasi AS dan NATO di Afghanistan tidak terdampak oleh penutupan jalur pasokan besar pada sehari sebelumnya, dan berharap bahwa pasokan-pasokan itu bisa segera dilanjutkan.

Duta besar Pakistan di Washington, Hussain Haqqani, mengatakan bahwa truk-truk NATO akan diizinkan memasuki Afghanistan setelah "situasi keamanan membaik."

Tim Pakistan yang terdiri dua orang akan bergabung dengan personil NATO dan Amerika untuk menyelidiki tiga serangan udara helikopter NATO tersebut, kata para pejabat.

NATO telah menegaskan di waktu lalu bahwa pasukannya mendapat mandapat mandat untuk melakukan operasi-operasi di dalam Afghanistan, dan bahwa mereka tidak akan menyeberang perbatasan ke Pakistan.

Para analis percaya bahwa serangan-serangan NATO itu berada di dalam Pakistan, yang merefleksikan perubahan dalam kebijakan koalisi.

Serangan-serangan NATO itu memicu reaksi keras di Pakistan, dari pemerintah, parlemen dan partai-partai oposisi.

Para pengamat mengatakan, bahwa tindakan itu mungkin akan berdampak pada hubungan antara Islamabad dan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO (ISAF) yang dipimpin AS.

Mereka merujuk pada pemblokadean pasokan-pasokan NATO oleh Pakistan, yang bisa menciptakan problem bagi sekitar 160.000 tentara asing yang ada di sana.

Sekitar 70 persen pasokan dikirimkan ke Afghanistan dari Pakistan, menurut para pejabat.(*)

Xinhua/H-AK/S004