Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk melakukan peningkatan literasi dan penguatan permodalan untuk pengembangan usaha koperasi syariah atau yang dikenal Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).

“Selama ini ada tiga fokus pengembangan segmen UMKM BSI yaitu pola linkage, non-linkage dan mikro. Kerja sama BSI dengan lembaga keuangan mikro syariah ini salah satunya dengan pola linkage dan menggandeng Baitul Maal Wat Tamwil,” kata Wakil Direktur Utama 2 BSI Abdullah Firman Wibowo dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Erdiriyo, pada kesempatan yang sama, mengatakan BMT dapat mendukung peningkatan inklusi keuangan serta strategis dan layak untuk memfasilitasi perubahan perekonomian rumah tangga rakyat agar lebih baik.

Baca juga: Wapres dorong penguatan BMT untuk dikembangkan di negara lain

Erdiriyo mengatakan sejak diperkenalkan Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah) BMT pada 1998 sebagai induk perkumpulan, industri BMT semakin membaik, didukung komitmen pengurus dan anggota yang Inkopsyah BMT.

“Sinergi dan koordinasi BMT dengan industri keuangan syariah dalam bentuk channeling pembiayaan syariah kepada UMKM, serta kolaborasi lainnya berpotensi untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional menghadapi pandemi COVID-19,” ujar Erdiriyo.

Adapun indeks inklusi keuangan di Indonesia terus meningkat, baik dari sisi kepemilikan maupun penggunaan akun. Indeks kepemilikan akun meningkat dari 31,3 persen pada 2014 menjadi 61,7 persen pada 2020. Sementara, indeks penggunaan akun/rekening meningkat dari 59,74 persen pada 2013 menjadi 81,4 persen pada 2020.

Baca juga: PKS dorong pemerintah perbesar peran koperasi syariah

Berdasarkan data Financial Inclusion Insight SNKI pada 2020 pengguna uang elektronik berbasis server meningkat hampir 2,5 kali lipat pada hasil survei terakhir. Sejalan dengan perkembangan pertumbuhan inklusi keuangan, Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 273,5 juta jiwa dan 87,17 persen adalah muslim.

Hal tersebut menggambarkan Indonesia menduduki peringkat ke-4 dari 73 negara dalam perkembangan ekonomi syariah global, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2018 yang menempati peringkat ke-10. Sedangkan aset keuangan syariah Indonesia yaitu sebesar 99,2 miliar dolar AS atau 3,44 persen dari total aset keuangan syariah global.

Baca juga: Ekonom: Perbankan syariah tumbuh kuat di tengah pandemi