Pemalang (ANTARA News) - Direktur PT Kereta Api (KA) Indonesia, Narzius Junan, menyatakan bahwa pihaknya belum bisa memastikan penyebab kecelakaan KA Senja Utama dengan KA Agro Anggrek di Petarukan karena masih menunggu hasil penyelidikan dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi KNKT).

"Tunggu saja nanti hasil dari penyelidikan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi. Kami tidak mau berspekulasi terhadap penyebab kecelakaan itu," katanya di Petarukan, Kabupaten Pemalang, Sabtu.

Ia mengatakan, saat ini PT KA masih memfokuskan untuk mengevakuasi para korban meninggal dunia dan luka-luka.

Adapun korban meninggal dunia akan mendapatkan santunan dari PT KA sebesar Rp60 juta, cacat tetap Rp50 juta, dan luka berat Rp25 juta.

"Selain itu, para korban meninggal dunia dan luka-luka akan mendapatkan santunan asuransi dari PT Jasa Raharja," katanya.

Menurut dia untuk mengantisipasi kecelakaan kereta api di jalur pantura, PT KA juga terus meningkatkan perbaikan terhadap sejumlah `bantalan` rel.

Ia mengatakan PT KA menyatakan ikut berbelasungkawa terhadap para keluarga korban dan memohon maaf kepada masyarakat atas peristiwa kecelakaan itu yang mengakibatkan 34 orang meninggal dunia.

Namun, kata dia, untuk mengantisipasi ketersendatan perjalanan kereta api, PT KAI masih terus melakukan proses evakuasi terhadap `bangkai` gerbong di lintasan tiga.

"Mudah-mudahan proses evakuasi bangkai gerbong bisa kami lakukan secepatnya agar tidak mengganggu perjalanan kereta api dari arah timur dan barat," katanya.

Asisten Masinis KA Agro Anggrek, H. Jiono, mengatakan sebenarnya lampu pengatur perjalanan kereta di lintasan 1 masih menyala merah sehingga KA Argo Anggrek tidak masuk ke jalur itu dan tetap melaju di lintasan tiga.

Namun, katanya, masinis terkejut karena beberapa ratus meter dari Stasiun Petarukan terlihat KA Senja Utama berhenti sehingga tabrakan tidak bisa dihindari.
(ANT/P003)