Palu (ANTARA News) - Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) mengkampanyekan jurnalisme damai mengingat pemberitaan di media massa saat ini sering dinilai memperkeruh suasana, kata Direktur Utama LPP RRI, Parni Hadi.

"Pers harus bisa menerapkan jurnalisme damai dengan mengutamakan pemecahan masalah, dan bukannya memperkeruh suasana," katanya saat berkunjung ke kantor LPP RRI Stasiun Palu, Sulawesi Tengah.

Menurut dia, pers tidak selalu harus mengungkapkan fakta secara apa adanya seperti suara letusan tembakan, orang luka berdarah-darah, atau fakta seksualitas yang berlebihan.

"Itu tidak seharusnya disampaikan di berita karena seolah-olah mengajari atau merangsang masyarakat untuk meniru," kata wartawan karir hingga mencapai jabatan Pemimpin Umum LKBN ANTARA tersebut.

Mantan Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat itu mengatakan, tidak menyampaikan berita ada adanya bukan berarti mengebiri fakta.

"Fakta memang sesuatu yang sakral dan suci bagi kalangan wartawan. Namun, wartawan harus cerdas dalam menyampaikan fakta tersebut. Jangan justru memperkeruh suasana," kata mantan Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Republika tersebut.

Menurut dia, dalam menyajikan peristiwa, ada tanggungjawab sosial bagi wartawan atas dampak dari berita yang disiarkan.

"Pers harus mencari solusi dan tidak menampilkan hal-hal yang bisa menimbulkan konflik horisontal," katanya.

Ia menyebutkan, saat kerusuhan di Tarakan meletus beberapa hari yang lalu, RRI langsung memutar lagu-lagu daerah yang berisi ajakan untuk damai.

RRI saat itu tidak untuk menyiarkan komentar yang bersifat provokatif, katanya menambahkan.

Anggota Dewan Pengawas LPP RRI, Ida Bagus Alit Wiratmaja, dalam kesempatan itu mengemukakan bahwa di sejumlah negara maju, tidak ada pers yang menyajikan fakta apa adanya bila menyangkut konflik publik.

"Di Australia, pers tidak menyajikan tindak kekerasan yang berdarah-darah, demikian juga di Jepang," kata mantan Kepala LKBN ANTARA Biro Australia tersebut..

Ia meminta, para wartawan untuk mengedepankan hati nurani agar ada filter dan rasa tanggungjawab dalam menyajikan berita.

Dalam mengkampanyekan jurnalisme damai, LPP RRI akan mengundang pemimpin atau pemilik media massa untuk berdialog sekali dalam sepekan guna membahas isu terbaru.

"Itu berguna untuk mencerdaskan diri sendiri wartawan, pejabat dan masyarakat," kata Parni Hadi.

Selain berkunjung ke LPP RRI Palu, Parni juga meresmikan RRI Stasiun Ampana, 400 km dari timur Kota Palu.
(T.R026/S027/P003)