Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut sejumlah dampak hujan intensitas tinggi di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara pada Senin dini hari.

"Hujan dengan intensitas tinggi memicu debit air Sungai Anggomate hingga meluap sehingga beberapa desa di tiga kecamatan terdampak," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe Utara mencatat empat desa di tiga kecamatan terdampak banjir tersebut. Desa terdampak yaitu Desa Labunga dan Laronanga di Kecamatan Andowia, Desa Pondoa di Wiwirano dan Tambakua di Lanyukima.

Selain itu, saat yang hampir bersamaan, banjir bandang terjadi di Desa Tapunggai, Kecamatan Molawe. Hal tersebut juga dilaporkan oleh BPBD setempat kepada Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB.

"Banjir bandang di wilayah ini dipicu oleh limpasan debit air dari kolam bekas kegiatan tambang. Limpasan air disebabkan karena kolam jebol, sedangkan debit air naik karena hujan intensitas tinggi di wilayah tersebut," ujar dia.

Abdul mengatakan banjir yang sempat terjadi di Desa Labunga dan Laronanga, Kecamatan Andowia, telah surut. Pada Senin siang, Desa Tambakua dan Pondoa terisolir akibat banjir tersebut.

Baca juga: Sejumlah daerah rawan banjir di Sultra pada Januari 2021

BNPB masih melakukan koordinasi dengan BPBD setempat untuk mendapatkan informasi terkini terkait kondisi pascabanjir, seperti korban jiwa dan kerugian material. Selain itu, juga masih melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak.

Abdul mengatakan melihat data bencana periode 2016 hingga akhir 2020, banjir yang terjadi di Konawe Utara tujuh kejadian. Serangkaian banjir tersebut menyebabkan kerusakan rumah maupun fasilitas umum (fasum).

BNPB mencatat 434 rumah warga rusak berat, dua rusak sedang dan dua lain rusak ringan, sedangkan fasum, fasilitas pendidikan 32 unit, tempat ibadah lima unit dan kesehatan delapan unit mengalami kerusakan dengan tingkat yang berbeda. BNPB mencatat tidak ada korban jiwa maupun luka akibat banjir selama kurun waktu tersebut.

Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten Konawe Utara wilayah dengan potensi bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 10 kecamatan dengan cakupan lebih dari 19 ribu hektare berada pada potensi bahaya tersebut.

Kesepuluh kecamatan ini yaitu Kecamatan Molawe, Asera, Wiwirano, Oheo, Motui, Lasolo, Langgikima, Andowia, Lembo dan Sawa. Masyarakat diimbau untuk terus siap siaga dan waspada terhadap potensi bahaya banjir susulan maupun bencana hidrometeorologi lain seperti angin kencang dan tanah longsor.

Baca juga: BMKG: Potensi banjir bandang terjadi di Konawe, Konut hingga Kolut
Baca juga: Sebanyak 25 desa di enam kecamatan terdampak banjir di Konawe Utara
Baca juga: Sungai Lasolo meluap merendam pemukiman warga Konawe Utara