Jakarta (ANTARA) - Tak pernah terbayangkan bahwa virus yang pernah ditakutkan itu telah demikian dekat, bahkan hinggap di sekitar rumah kita.

Kerap, kedatangannya seperti pencuri yang membawa lari dalam waktu sekejap saja orang-orang tersayang, tanpa pernah kembali lagi.

Badai COVID-19, sungguh memang tidak terbayangkan, meski awalnya jauh, namun seperti pelan tapi pasti kian mendekat hingga beranda, bahkan masuk rumah tanpa permisi.

Ia mengamuk dan memorak-porandakan sistem pertahanan tubuh dan kesehatan diri hingga sampai begitu banyak korban jatuh berguguran tanpa memandang usia dan tanpa melihat siapa.

Rumah sakit-rumah sakit penuh, tenaga medis kelelahan, sampai untuk menyambung napas pun oksigen menjadi rebutan.

Wajar jika kemudian sejumlah pihak terketuk untuk melakukan gerakan atau sekadar langkah kecil untuk mencari solusi dari persoalan yang kini sedang menimpa Indonesia.

Meski tak terkait langsung, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, misalnya, berkolaborasi dengan perusahaan penyedia big data, yaitu Arogya.ai untuk mengelola kecerdasan buatan dalam memprediksi dan memproyeksikan permintaan oksigen di Indonesia.

Hal ini penting mengingat Kemenparekraf yang ditugaskan menyediakan fasilitas isolasi mandiri, perlu juga menyediakan fasilitas yang menunjang, salah satunya ketersediaan oksigen.

Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan, lingkup sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memang tidak bersinggungan langsung dengan upaya penanganan COVID-19, namun ia menginstruksikan seluruh jajarannya di Kemenparekraf agar hadir dengan penuh keberpihakan kepada masyarakat yang sedang membutuhkan.

Situasi ini memanggil semua agar melangkah kolaboratif untuk masuk memberikan kontribusi. Sandiaga mengatakan, untuk membantu mengatasi pandemi COVID-19 di Tanah Air, pihaknya telah memetakan beberapa hal. Pertama terkait vaksinasi yang merupakan kunci untuk menekan laju penularan COVID-19.

Ia sudah mendorong sentra vaksinasi di lingkup Kemenparekraf agar diperluas, termasuk menggandeng Politeknik Pariwisata (poltekpar) di enam lokasi, yaitu Medan, Palembang, Bandung, Bali, Makassar dan Lombok.

Kedua, lanjut Menparekraf Sandiaga, yaitu testing dan tracing, lantaran sudah ada keputusan terkait PCR merupakan suatu keharusan, sebagai salah satu upaya testing, pihaknya mendorong sentra ekonomi kreatif dan destinasi pariwisata untuk memahami hal tersebut. Ketiga, terkait treatment, saat ini pihaknya melihat fasilitas kesehatan sedang mengalami peningkatan permintaan layanan sangat signifikan.

Untuk itu ia berkontribusi dengan cara mengonversi hotel-hotel menjadi tempat tenaga kesehatan beristirahat. Dan juga digunakan untuk isolasi mandiri (isoman) bagi pasien tanpa gejala hingga bergejala sedang.

Untuk memenuhi kebutuhan oksigen di lokasi isolasi mandiri tersebut, Sandiaga mendorong ekosistem ekonomi digital untuk mencari mitra-mitra yang bersedia membantu memberikan sumbangsih mengatasi pandemi ini.

Seperti yang tertera di dashboard milik Arogya.ai, dimana terdapat simulasi capaian berapa jumlah masyarakat di Indonesia dan seluruh dunia yang sudah divaksin. Agar semua bisa menyadari untuk menyentuh segala lini, paling tidak ada 34 juta masyarakat di sektor parekraf yang bisa dimobilisasi.


Lembaga filantropi

Oksigen memang menjadi hal yang paling dicari saat ini, terlebih ketika tingkat penularan COVID-19 semakin tinggi.

Sulit membayangkan, ternyata oksigen yang biasanya tersedia dan dengan mudah didapatkan, kini hanya untuk mengisi ulangnya kembali pun menjadi suatu kemewahan.

Selain pemerintah yang berupaya keras untuk menjamin keselamatan rakyatnya dengan memastikan pasokan oksigen yang memadai untuk masyarakatnya, sejumlah lembaga filantropi independen pun turut ambil bagian.

Tanoto Foundation, salah satunya. Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada 1981, secara simbolis lembaga itu menyerahkan donasi 500 ton oksigen untuk penanganan COVID-19 di Indonesia melalui Kementerian Kesehatan.

Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Direktur Komunikasi Tanoto Foundation Haviez Gautama, kepada perwakilan Kementerian Kesehatan, Plt Kepala Pusat Krisis Kesehatan Sumarjaya dan Sekretariat Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana Lilik Kurniawan.

Di tengah kondisi melonjaknya jumlah kasus COVID-19 di Indonesia saat ini, semua memang melihat ketersediaan oksigen bagi pasien COVID-19 di rumah sakit sangatlah penting.

Semua pihak pun diajak untuk tanggap dan bergerak dengan cepat membantu memasok oksigen bagi rumah sakit yang membutuhkan. Tanoto, misalnya, bekerja sama dengan mitra perusahaan PT RAPP dan berharap pasokan oksigen ini akan membantu proses penyembuhan banyak pasien.

Mitra perusahaan, yakni PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, bahkan mengalihkan sebagian fasilitas oxygen plant yang digunakan dalam proses pulp bleaching untuk memproduksi oksigen medis.

Sebanyak 500 ton oksigen dikirim ke Pulau Jawa secara bertahap, dimulai dari lokasi PT RAPP di Pangkalan Kerinci pada Jumat, 9 Juli 2021, dan tiba di Jakarta pada Minggu, 11 Juli 2021.

Sumarjaya menyampaikan penghargaan atas kepedulian tersebut di tengah langkanya pasokan oksigen saat ini.

Pasokan oksigen itu akan segera didistribusikan ke Pulau Jawa dan Bali, untuk mengoptimalkan pelayanan rumah sakit yang membutuhkan. Bantuan ini menjadi sangat penting untuk mengurangi tingkat kematian bagi pasien yang sedang dirawat di rumah sakit.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa bantuan oksigen tahap pertama ini akan dikirimkan ke DKI Jakarta sebanyak 46 ton, Provinsi Jawa Barat dan 6 ton untuk DI Yogyakarta.

Sekretariat Utama BNPB Lilik Kurniawan juga menyatakan apresiasi atas cepat tanggapnya sejumlah pihak dalam merespons kurangnya pasokan oksigen saat ini.

Bantuan ini sangat dibutuhkan di saat lonjakan pasien COVID-19. Respons cepat banyak pihak akan sangat meringankan mereka yang berada di garis depan dalam memenuhi pasokan oksigen yang semakin langka.

Oksigen yang ada ini akan segera didistribusikan ke rumah sakit di Pulau Jawa dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.

Donasi ini merupakan wujud solidaritas dalam membantu pemerintah menghadapi pandemi COVID-19 di Indonesia.

Semua berharap agar situasi di Indonesia dapat segera membaik dan bersama seluruh negeri akan senantiasa berkontribusi dalam penanganan pandemi COVID-19 sebagai upaya sambung menyambung napas di tengah pandemi.