Indonesia menerima 10 juta dosis tambahan bahan baku vaksin Sinovac
12 Juli 2021 13:15 WIB
Indonesia kembali menerima 10.000.280 dosis bahan baku vaksin Sinovac di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada Senin, (12/7/2021). Kedatangan vaksin ini merupakan tahap ke-21 setelah kedatangan sebelumnya pada Minggu, 11 Juli 2021, dengan kedatangan vaksin ini, jumlah vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku bertambah menjadi 115.500.280 dosis yang nanti akan diolah oleh Bio Farma menjadi 93 juta dosis vaksin jadi Sinovac yang siap diberikan kepada masyarakat. ANTARA/HO-Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden/pri.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia kembali menerima tambahan bahan baku pembuatan vaksin COVID-19 jenis Sinovac sebanyak 10 juta lebih dosis untuk diproduksi oleh PT Bio Farma.
"Hari ini 12 Juli 2021, kita kembali kedatangan 10.000.280 dosis bahan baku vaksin Sinovac, termasuk ekstra sepuluh dan satu RKN (kontainer) reagen," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers "Kedatangan Vaksin COVID-19 Tahap Ke-21" secara virtual yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Budi mengatakan kedatangan 10 juta lebih dosis bahan baku vaksin Sinovac di Bandara Soekarno-Hatta itu menambah jumlah vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku di Indonesia menjadi total 115.500.280 dosis.
Bahan baku itu selanjutnya akan diolah oleh PT Bio Farma dengan target produksi mencapai 93 juta dosis vaksin jadi Sinovac pada Agustus 2021.
Budi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kedatangan vaksin tersebut hingga pendistribusiannya ke seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: 70,4 juta vaksin gratis telah terdistribusi ke seluruh Indonesia
Baca juga: Vaksin gratis tetap jalan meski ada layanan vaksin berbayar
"Ini merupakan bagian dari upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi untuk mempercepat terbangunnya kekebalan kelompok, termasuk untuk memenuhi target 2 juta vaksin per hari di bulan Agustus," ujarnya.
Budi menambahkan percepatan vaksinasi menjadi salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk menanggulangi lonjakan kasus yang saat ini sedang terjadi.
"Pelaksanaan protokol kesehatan dan pengetatan aktivitas masyarakat melalui kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM Mikro serta penguatan 3T (Tracing, Testing dan Treatment) tidak lengkap apabila aktivitas vaksinasi tidak berjalan dengan baik," katanya.
Dikatakan Budi, seluruh komponen tersebut harus saling melengkapi dalam rangka pencegahan penularan COVID-19
"Mari masyarakat bergotong-royong dengan pemerintah untuk mensukseskan program vaksinasi. Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang sudah tersedia, mari segera vaksinasi untuk percepatan mencapai kekebalan komunal," katanya.
Baca juga: Kemenkes sambut baik pengembangan vaksin baru di Indonesia
Baca juga: Uji klinik vaksin COVID-19 GX-19N akan dimulai di Indonesia
"Hari ini 12 Juli 2021, kita kembali kedatangan 10.000.280 dosis bahan baku vaksin Sinovac, termasuk ekstra sepuluh dan satu RKN (kontainer) reagen," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers "Kedatangan Vaksin COVID-19 Tahap Ke-21" secara virtual yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Budi mengatakan kedatangan 10 juta lebih dosis bahan baku vaksin Sinovac di Bandara Soekarno-Hatta itu menambah jumlah vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku di Indonesia menjadi total 115.500.280 dosis.
Bahan baku itu selanjutnya akan diolah oleh PT Bio Farma dengan target produksi mencapai 93 juta dosis vaksin jadi Sinovac pada Agustus 2021.
Budi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kedatangan vaksin tersebut hingga pendistribusiannya ke seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: 70,4 juta vaksin gratis telah terdistribusi ke seluruh Indonesia
Baca juga: Vaksin gratis tetap jalan meski ada layanan vaksin berbayar
"Ini merupakan bagian dari upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi untuk mempercepat terbangunnya kekebalan kelompok, termasuk untuk memenuhi target 2 juta vaksin per hari di bulan Agustus," ujarnya.
Budi menambahkan percepatan vaksinasi menjadi salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk menanggulangi lonjakan kasus yang saat ini sedang terjadi.
"Pelaksanaan protokol kesehatan dan pengetatan aktivitas masyarakat melalui kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM Mikro serta penguatan 3T (Tracing, Testing dan Treatment) tidak lengkap apabila aktivitas vaksinasi tidak berjalan dengan baik," katanya.
Dikatakan Budi, seluruh komponen tersebut harus saling melengkapi dalam rangka pencegahan penularan COVID-19
"Mari masyarakat bergotong-royong dengan pemerintah untuk mensukseskan program vaksinasi. Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang sudah tersedia, mari segera vaksinasi untuk percepatan mencapai kekebalan komunal," katanya.
Baca juga: Kemenkes sambut baik pengembangan vaksin baru di Indonesia
Baca juga: Uji klinik vaksin COVID-19 GX-19N akan dimulai di Indonesia
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: