Johannesburg (ANTARA News) - Pelatih Jerman Joachim Loew menegaskan dirinya tidak percaya pada jimat keberuntungan, namun dia mengungkapkan orang-orang memintanya tetap mengenakan sweater warna biru yang dipercaya memberi keberuntungan bagi tim "Panser".

Loew dan asistennya Hansi Flick selalu mengenakan baju yang sama persis saat timnya bertanding.

Mereka pertama kali menggunakan cardigan dan baju yang sama saat mengalahkan Australia 4-0 dalam pertandingan pembuka grup D. Saat tim "Panser" menggilas Inggris 4-1 di perdelapan final dan Argentina 4-0 di perempat final, Low mengenakan sweater warna birunya itu.

Loew berganti baju saat berjumpa Serbia dan Jerman kalah 1-0. Menjelang laga semi final antara Jerman melawan Spanyol orang-orang di sekitar Low menyuruhnya memakai baju yang dia kenakan saat mengalahkan Inggris dan Argentina.

"Saya tidak percaya takhayul tetapi staf pelatih meminta saya memakai sweater biru karena kami selalu mencetak empat gol saat saya memakainya. Ini hampir menjadi lelucon. Orang-orang tetap mempercayainya," katanya.

"Bahkan saya tidak boleh mencucinya sekarang meski sudah mengenakannya berkali-kali. Saya kira saya akan memakainya lagi saat melawan Spanyol," kata Loew, seperti dikutip The Sun.

Selain terkenal karena kepiawaiannya dalam meracik skuad tim "Panser", di negaranya Loew juga terkenal dengan gaya hidup metroseksualnya.

Pelatih yang menjadi wajah produk pelembap khusus pria itu menggemari sweater berleher kura-kura, bros dan baju putih keluaran salah satu merk eksklusif Jerman.

Aksesoris pilihannya adalah syal, yang populer dengan sebutan "Syal Jogi". Loew tampil modis saat menyaksikan pertandingan antara Ghana melawan Australia, dia mengenakan syal andalannya dan kacamata hitam yang bertengger di atas kepalanya.
(ENY/A024)