Banda Aceh (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memberikan edukasi penggunaan platform digital kepada masyarakat di Kabupaten Aceh Timur melalui kegiatan literasi digital yang digelar secara virtual.
"Literasi digital ini agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerah masing-masing melalui 'digital platform'," kata Bupati Aceh Timur H Hasballah dalam keterangan yang diterima di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menjelaskan kegiatan literasi digital tersebut untuk menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform pada 77 kabupaten/kota area Sumatera II, mulai dari Aceh hingga Lampung dengan jumlah peserta 600 orang, yang terdiri atas PNS, TNI/Polri, orang tua, pelajar, pegiat usaha, pendakwah dan lain sebagainya.
Menurut Hasballah terdapat empat kerangka digital yang diberikan dalam kegiatan literasi tersebut, yakni "digital skill", "digital safety", "digital ethic" dan "digital culture", di mana masing-masing kerangka mempunyai beragam tema.
Praktisi pendidikan Dr Siti Nabilah dalam materinya tentang "digital safety" menyampaikan bahwa internet bermanfaat sebagai sarana mencari informasi, mempermudah mencari referensi, dan berbagai hal lainnya.
Namun, kata dia, internet juga mempunyai sisi negatif, salah satunya "cyberbully". Tentunya peran orang tua sangat penting dalam memberikan pengajaran internet, biasanya bisa dimulai dari memberikan kepercayaan pada anak, lalu mengedukasi, dan mengontrolnya.
"Diskusikan dengan anak siapa 'role model' mereka di dunia digital. Jika mendapati anak mengakses konten negatif, coba tangkap perasaannya, cek pemahaman dan lakukan pembekalan persepsi yang benar," kata Siti Nabilah.
Sedangkan dari sisi "digital sklill", sukarelawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Bangka Belitung 1001 Digitalpreneur Akbar Riandi menyampaikan bahwa revolusi teknologi berkembang secara cepat, salah satunya aplikasi ruang kelas seperti, Google meet, Edmodo, dan Zoom, di mana teori generasi dari 2010 sampai saat ini disebut generasi alpha.
Ia menjelaskan anak memiliki risiko menggunakan internet, di mana dapat menyebabkan kecanduan dan melihat konten negatif.
"Maka harus diperhatikan, pertama berpikir lah terlebih dahulu sebelum membagikan kegiatan di sosial media dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan di sosial media," kata Akbar.
Mengenai "digital ethic", Tenaga Ahli Utama Smartcity Aceh Ade Firmansyah menjelaskan bahwa literasi digital berperan untuk mengubah pola pikir konsumtif menjadi lebih produktif.
Dasar untuk konsumtif menjadi produktif dimulai dari kemampuan individu membaca, menguraikan, membiasakan dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila, serta Bhineka Tunggal Ika.
"Apapun profesi yang warga Aceh Timur miliki harus memiliki hybrid skills," kata Ade.
Sementara terkait "digital culture", Dosen Informatika Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh Muslim Amiren menegaskan bahwa manfaat literasi digital seperti ini dapat menghemat waktu, belajar lebih cepat, hemat uang, membuat lebih aman, serta selalu mudah menerima informasi terkini.
"Kemampuan yang harus dikuasai yaitu, social networking, transliteracy, creating content, maintaining privacy, dan managing digital identity," kata Muslim Amiren.
Selain itu, Youtuber dan Influencer Jos Oren menyatakan ketika seseorang ingin meraih kesuksesan maka harus memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai, dan terus berust untuk mencapainya.
"Karena tidak ada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini, yang terpenting tujuan kita baik dan memiliki usaha untuk menggapainya," katanya.
Baca juga: Kominfo ajak warga Aceh diskusi bahas migrasi TV analog ke digital
Baca juga: Sektor UMKM di Aceh mulai jajaki pasar digital
Baca juga: Lulusan STAIN Meulaboh diharapkan kuasai teknologi digital
Baca juga: BPPT dukung Universitas Syiah Kuala perkuat transformasi digital
Kenalkan platform digital, Kemkominfo gelar literasi di Aceh Timur
10 Juli 2021 06:14 WIB
Ilustrasi - Platform digital. (FOTO ANTARA/HO-Pexels.)
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: