Jenewa (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat mengatakan belum memastikan perlunya suntikan penguat anti COVID-19 untuk mempertahankan perlindungan sampai data lebih lanjut dikumpulkan.

Produsen Pfizer berencana meminta regulator Amerika Serikat agar merestui suntikan vaksin penguat anti COVID-19 buatannya pada Agustus, kata ilmuwan utama perusahaan itu, Kamis (8/7).

Rencana itu berdasarkan pada bukti risiko infeksi ulang yang lebih besar enam bulan pascavaksinasi dan penyebaran varian Delta yang sangat menular.

"Kami belum tahu apakah vaksin penguat akan diperlukan untuk memperkuat pertahanan melawan COVID-19 sampai data tambahan dikumpulkan, namun pertanyaan itu sedang dipertimbangkan oleh para peneliti," kata WHO melalui pernyataan dalam menanggapi pertanyaan Reuters.

"Ada keterbatasan data mengenai berapa lama perlindungan dari dosis vaksin COVID-19 saat ini berlangsung dan apakah dosis penguat akan memberikan manfaat dan diperuntukkan bagi siapa," katanya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kasus COVID melonjak, Rusia mulai kampanye suntikan vaksin penguat

Baca juga: Vaksin penguat dibutuhkan bagi suntikan J&J saat varian Delta menyebar

Baca juga: Inggris mulai uji coba suntikan 'penguat' dari 7 vaksin COVID berbeda


Presiden minta para pemimpin dunia cermati kesenjangan vaksin