Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu memastikan pemerintah terus mengeluarkan langkah-langkah responsif untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19, sehingga pemulihan ekonomi dapat terjadi lebih cepat.

"Pemerintah akan fokus melakukan berbagai langkah yang responsif agar pandemi dapat semakin terkendali dan langkah pemulihan ekonomi dapat terus berjalan," katanya di Jakarta, Kamis.

Terlebih lagi, pandemi telah menyebabkan penurunan pendapatan per kapita Indonesia dari 4.050 dolar AS pada 2019 menjadi 3.870 dolar AS, sehingga masuk kategori negara berpendapatan menengah bawah atau lower middle income country.

"Penurunan pendapatan per kapita Indonesia merupakan sebuah konsekuensi yang tidak terhindarkan," ujarnya.

Baca juga: Wapres: Pemerintah pertimbangkan tambahan anggaran untuk PEN

Febrio mengatakan pemerintah konsisten menggulirkan kebijakan yang berfokus pada upaya penguatan perlindungan sosial dan dukungan bagi dunia usaha termasuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Menurutnya, perlindungan sosial dalam program PEN telah efektif dalam menjaga konsumsi kelompok masyarakat termiskin pada saat pandemi.

Upaya tersebut membuat masyarakat miskin dan rentan tetap mendapatkan perlindungan yang layak di tengah penurunan tingkat pendapatan per kapita secara agregat.

Tingkat kemiskinan pun mampu dikendalikan menjadi 10,19 persen pada September 2020 yang tanpa adanya program PEN maka diestimasikan angka kemiskinan pada 2020 dapat mencapai 11,8 persen.

"Artinya, program PEN pada 2020 telah mampu menyelamatkan lebih dari lima juta orang dari kemiskinan," tegasnya.

Selain itu, program PEN juga mampu menjadi motor pemulihan ekonomi sehingga mampu menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru dalam kurun September 2020 hingga Februari 2021.

Ia menambahkan pemerintah turut berupaya menekan kasus COVID-19 melalui kebijakan PPKM darurat di Jawa dan Bali sekaligus meningkatkan target vaksinasi mencapai 1,5 juta sampai 3 juta per hari.

"Pemerintah melakukan reformasi struktural untuk meraih potensi ekonomi lebih tinggi agar pendapatan per kapita dapat ditingkatkan dan kesejahteraan masyarakat semakin baik," jelasnya.

Baca juga: Sri Mulyani: APBN instrumen efektif hadapi COVID dan pulihkan ekonomi
Baca juga: Kemenko: Realisasi PEN per Juni capai Rp252,3 triliun, sudah 36 persen