Johannesburg (ANTARA News) - Ketua Panitia Penyelenggara Piala Dunia, Danny Jordaan hari Minggu tidak mengabaikan larangan terhadap vuvuzela, terompet plastik yang ternyata digemari para penggemar sepak bola Afrika Selatan, tetapi mengancam menulikan para pemain dan para penonton.

Keluhan-keluhan dilontarkan terhadap pembunyian vuvuzela, terutama dari perusahaan penyiaran, karena suara keras terompet tersebut hampir membuat suara para komentator tidak bisa terdengar secara jelas.

"Kami telah berusaha untuk mendapat perintah melarangnya," kata Jordaan.

"Kami telah meminta agar vuvuzela dilarang selama dinyanyikannya lagu kebangsaan atau selama pengumuman di stadion. Saya tahu ini merupakan masalah sulit," tambahnya, seraya mengatakan bahwa "kami akan berusaha melakukan apa yang terbaik kami bisa lakukan.

"Kami mendengar dari para penyiar dan individu dan masalah ini yang akan kami evaluasi."

Jordaan mengatakan kepada BBC dalam suatu wawancara bahwa ia harus mempertimbangkan pilihan melarang terompet tersebut.

"Bila ada alasan untuk melakukan hal itu, ya," katanya ketika ditanya apakah larangan merupakan suatu pilihan.

Kapten Prancis Patrice Evra mengatakan suara bising yang terus meraung-raung itu merupakan salah satu faktor permainan buruk timnya saat bermain imbang melawan Uruguay.

Menurut Evra, " Kami tidak dapat tidur pada malam hari karena vuvuzela. Orang mulai meniupnya mulai pukul 06:00 waktu setempat. Kami tidak mendengar yang lainnya di lapangan karena suara terompet itu," tambah pemain Prancis itu.

Jordaan mengatakan, "Saya lebih suka menyanyi" dan menyerukan para penonton untuk berteriak-teriak.

"Pada hari-hari perjuangan (melawan apartheid) kami bernyanyi, semua melalui sejarah kami. Kemampuan kami lah untuk menyanyi yang mengilhami dan menghilangkan emosi." (*)

AFP/S005