Terdampak lockdown, nenek di Malaysia pasang "bendera putih"
7 Juli 2021 16:30 WIB
Sejumlah warga antre membeli makanan saat penerapan total lock down atau pembatasan pergerakan penuh di sebuah rumah makan nasi kandar di Jalan Tuanku Abdul Rahman, Kuala Lumpur, Sabtu (5/6/2021). ANTARA Foto/Agus Setiawan/rwa. (ANTARA FOTO/AGUS SETIAWAN)
Petaling Jaya (ANTARA) - Ketika seorang ibu berjuang mengatasi dampak lockdown COVID-19 di Malaysia, dia menggantung baju putihnya di luar jendela untuk meminta bantuan.
Kampanye #benderaputih itu menyita perhatian di media sosial untuk mengajak warganet membantu orang lain yang kesusahan selama penguncian total yang panjang di Malaysia.
Tak lama setelah perempuan bernama Hadijah Neamat (73) itu memasang bendera, tetangga datang membawakan makanan dan barang kebutuhan lain.
"Saya pikir yang datang membantu itu orang luar kampung, seperti orang kaya atau menteri atau orang penting," kata Hadijah, yang tinggal di permukiman padat penduduk di Petaling Jaya, Selangor, tak jauh dari ibu kota Kuala Lumpur.
"Tapi mereka bilang 'Kami tetangga Ibu. Kalau ada orang memasang bendera putih, tentu kami prihatin'," kata Hadijah yang mengaku terkejut dengan kebaikan tetangganya.
Suaminya, Mohd Rusni Kahman (59), penyandang disabilitas dan tidak mampu mencari nafkah sejak menganggur setahun lalu.
"Terkadang saya hanya menatap ke atas... Jika tak punya pekerjaan, apa yang akan saya lakukan? Saya tak bisa bergantung terus pada anak," kata Rusni.
Malaysia mencatat lebih dari 785.000 kasus COVID-19, terbanyak ketiga di Asia Tenggara, dan telah memberlakukan penguncian total lebih dari satu bulan.
Pandemi telah berdampak pada masyarakat berpenghasilan rendah. Banyak dari mereka dikabarkan terpaksa menjatah makanan untuk keluarganya.
Menanggapi aksi bendera putih itu, para tetangga, pebisnis, politisi, dan bahkan pesohor telah menyumbangkan donasinya.
"Perlu keberanian lebih (untuk memasang bendera putih)... Karena itu sebetulnya memberi tahu orang-orang kalau Anda... tidak sanggup," kata anggota dewan Maria Chin Abdullah kepada Reuters.
"Namun saya menganggapnya positif - sesuatu yang sebenarnya diperlukan negara ini karena kita tidak dapat membantu semua orang. Jadi itu adalah hal yang baik... Anda bilang perlu bantuan dan kami mendatangi Anda," kata Maria.
Sumber: Reuters
Baca juga: Malaysia lanjutkan penguncian total
Baca juga: 1.500 WNI terkurung penguncian yang diperketat di Kuala Lumpur
Baca juga: Gaji menteri dan Wamen Malaysia disumbangkan tangani COVID-19
Kampanye #benderaputih itu menyita perhatian di media sosial untuk mengajak warganet membantu orang lain yang kesusahan selama penguncian total yang panjang di Malaysia.
Tak lama setelah perempuan bernama Hadijah Neamat (73) itu memasang bendera, tetangga datang membawakan makanan dan barang kebutuhan lain.
"Saya pikir yang datang membantu itu orang luar kampung, seperti orang kaya atau menteri atau orang penting," kata Hadijah, yang tinggal di permukiman padat penduduk di Petaling Jaya, Selangor, tak jauh dari ibu kota Kuala Lumpur.
"Tapi mereka bilang 'Kami tetangga Ibu. Kalau ada orang memasang bendera putih, tentu kami prihatin'," kata Hadijah yang mengaku terkejut dengan kebaikan tetangganya.
Suaminya, Mohd Rusni Kahman (59), penyandang disabilitas dan tidak mampu mencari nafkah sejak menganggur setahun lalu.
"Terkadang saya hanya menatap ke atas... Jika tak punya pekerjaan, apa yang akan saya lakukan? Saya tak bisa bergantung terus pada anak," kata Rusni.
Malaysia mencatat lebih dari 785.000 kasus COVID-19, terbanyak ketiga di Asia Tenggara, dan telah memberlakukan penguncian total lebih dari satu bulan.
Pandemi telah berdampak pada masyarakat berpenghasilan rendah. Banyak dari mereka dikabarkan terpaksa menjatah makanan untuk keluarganya.
Menanggapi aksi bendera putih itu, para tetangga, pebisnis, politisi, dan bahkan pesohor telah menyumbangkan donasinya.
"Perlu keberanian lebih (untuk memasang bendera putih)... Karena itu sebetulnya memberi tahu orang-orang kalau Anda... tidak sanggup," kata anggota dewan Maria Chin Abdullah kepada Reuters.
"Namun saya menganggapnya positif - sesuatu yang sebenarnya diperlukan negara ini karena kita tidak dapat membantu semua orang. Jadi itu adalah hal yang baik... Anda bilang perlu bantuan dan kami mendatangi Anda," kata Maria.
Sumber: Reuters
Baca juga: Malaysia lanjutkan penguncian total
Baca juga: 1.500 WNI terkurung penguncian yang diperketat di Kuala Lumpur
Baca juga: Gaji menteri dan Wamen Malaysia disumbangkan tangani COVID-19
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: