Dinkes sediakan 13 ribu tempat tidur untuk pasien COVID-19 di Jakarta
6 Juli 2021 19:21 WIB
Petugas menerima panggilan permintaan layanan Ambulans Gawat Darurat (AGD) di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (25/6/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebutkan sudah menyediakan lebih dari 13 ribu tempat tidur dari total 24 ribu tempat tidur di 193 RS yang ada di Jakarta guna menampung pasien COVID-19.
Baca juga: DKI mengacu data Disdik dalam pelaksanaan vaksinasi usia 12-17 tahun
"Artinya kita sudah melampaui lebih dari 50 persen kapasitas tempat tidur yang disediakan oleh pemerintah daerah, sesuai regulasi dari pusat," kata Widyastuti dalam acara daring Dialog Produktif Semangat Selasa bertajuk "Taat PPKM Darurat, Harga Mati" yang dipantau di Jakarta, Selasa (6/7).
Namun demikian, Widyastuti mengatakan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk isolasi pasien COVID-19 di seluruh rumah sakit DKI Jakarta telah mencapai 93 persen dan BOR Intensive Care Unit (ICU) mencapai 94 persen, atau telah melampaui ambang batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 60 persen.
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 di Jakarta ditargetkan capai 200 ribu perhari
"Keterpakaian tempat tidur atau BOR untuk isolasi saat ini 93 persen, sedangkan untuk ICU adalah sekitar 94 persen. Jadi ini angka yang luar biasa," ujar Widyastuti.
Melihat situasi yang demikian, Widyastuti mengaku telah berkoordinasi dengan tim pusat untuk mempersiapkan lebih banyak lagi rumah sakit. Harapannya agar pasien dapat tertampung dalam jumlah besar.
"Jadi ada beberapa skenario yang kita siapkan bersama tim pusat supaya bisa menampung lonjakan kasus aktif yang luar biasa," ucapnya.
Salah satunya, kata Widyastuti, menyiapkan tenda-tenda kapasitas besar yang mereka koordinasikan lintas SKPD ataupun bantuan dari pemerintah pusat seperti tempat tidur dari Kmendikbud, Velbed dari BNPB dan Kemenkes.
Baca juga: Dinkes DKI: Kasus COVID-19 pada anak masih bertambah
"Poinnya adalah bagaimana dengan cepat melakukan pembatasan isolasi bagi warga yang positif. apakah itu isoman, terkendali, atau rumah sakit," tuturnya.
Widyastuti menjelaskan langkah itu harus diambil sebagai antisipasi akan lonjakan kasus yang lebih tinggi lagi.
Diketahui Pertambahan kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta terus mencetak rekor tertinggi. Sebanyak 10.903 kasus positif ditemukan di Jakarta dalam kurun waktu 24 jam per laporan Senin (5/7).
Hingga saat ini, pada laporan Selasa (6/7) total kasus warga Jakarta yang terpapar COVID-19 mencapai 600.937 orang, dengan 94.584 (orang yang masih dirawat/ isolasi) dengan kasus baru 9.439 kasus positif.
Sementara itu, sebanyak 497.492 dinyatakan sembuh dan 8.861 lainnya meninggal dunia.
Baca juga: DKI mengacu data Disdik dalam pelaksanaan vaksinasi usia 12-17 tahun
"Artinya kita sudah melampaui lebih dari 50 persen kapasitas tempat tidur yang disediakan oleh pemerintah daerah, sesuai regulasi dari pusat," kata Widyastuti dalam acara daring Dialog Produktif Semangat Selasa bertajuk "Taat PPKM Darurat, Harga Mati" yang dipantau di Jakarta, Selasa (6/7).
Namun demikian, Widyastuti mengatakan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk isolasi pasien COVID-19 di seluruh rumah sakit DKI Jakarta telah mencapai 93 persen dan BOR Intensive Care Unit (ICU) mencapai 94 persen, atau telah melampaui ambang batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 60 persen.
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 di Jakarta ditargetkan capai 200 ribu perhari
"Keterpakaian tempat tidur atau BOR untuk isolasi saat ini 93 persen, sedangkan untuk ICU adalah sekitar 94 persen. Jadi ini angka yang luar biasa," ujar Widyastuti.
Melihat situasi yang demikian, Widyastuti mengaku telah berkoordinasi dengan tim pusat untuk mempersiapkan lebih banyak lagi rumah sakit. Harapannya agar pasien dapat tertampung dalam jumlah besar.
"Jadi ada beberapa skenario yang kita siapkan bersama tim pusat supaya bisa menampung lonjakan kasus aktif yang luar biasa," ucapnya.
Salah satunya, kata Widyastuti, menyiapkan tenda-tenda kapasitas besar yang mereka koordinasikan lintas SKPD ataupun bantuan dari pemerintah pusat seperti tempat tidur dari Kmendikbud, Velbed dari BNPB dan Kemenkes.
Baca juga: Dinkes DKI: Kasus COVID-19 pada anak masih bertambah
"Poinnya adalah bagaimana dengan cepat melakukan pembatasan isolasi bagi warga yang positif. apakah itu isoman, terkendali, atau rumah sakit," tuturnya.
Widyastuti menjelaskan langkah itu harus diambil sebagai antisipasi akan lonjakan kasus yang lebih tinggi lagi.
Diketahui Pertambahan kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta terus mencetak rekor tertinggi. Sebanyak 10.903 kasus positif ditemukan di Jakarta dalam kurun waktu 24 jam per laporan Senin (5/7).
Hingga saat ini, pada laporan Selasa (6/7) total kasus warga Jakarta yang terpapar COVID-19 mencapai 600.937 orang, dengan 94.584 (orang yang masih dirawat/ isolasi) dengan kasus baru 9.439 kasus positif.
Sementara itu, sebanyak 497.492 dinyatakan sembuh dan 8.861 lainnya meninggal dunia.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021
Tags: