IPB University-Kabupaten Mentawai kerja sama pemanfaatan sagu
5 Juli 2021 20:47 WIB
IPB University dan Pemerintah Kabupaten Mentawai saat menadatangani kerja sama pemanfaatan dan pengembangan sagu. ANTARA/HO-IPB University
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bersama Kabupaten Kepulauan Mentawai menjalin kerja sama dalam pemanfaatan dan pengembangan sagu.
Kerja sama ini dituangkan dalam penandatanganan kontrak antara kedua belah pihak. Kepala LPPM IPB University Ernan Rustiadi mengatakan pihaknya memiliki sejumlah inovasi teknologi dan siap digunakan dalam pengembangannya.
"Kami akan sangat senang jika hasil inovasi kami bisa diterapkan untuk membantu masyarakat di daerah, khususnya di Kepulauan Mentawai," ujar Ernan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dosen IPB University di Fakultas Pertanian itu juga mengatakan bahwa kerja sama ini penting untuk mendukung program diversifikasi pangan yang dicanangkan pemerintah.
Ditambah lagi, kata dia, saat ini sektor pertanian, khususnya tanaman pangan, menjadi penyelamat dan mendukung perekonomian di masa pandemi.
Baca juga: Dosen: Sagu jadi food estate pemenuhan pangan-kelestarian lingkungan
Baca juga: 120 hektare lahan gambut di Sungai Apit bakal ditanami sagu
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten Kepulauan Mentawai Napziah berharap IPB University dapat menciptakan dan mengembangkan inovasi terbaru demi masyarakat di Kepulauan Mentawai.
"Inovasi yang membantu pengembangan dan pemanfaatan sagu di daerah Mentawai," ujar Napziah.
Sebelumnya, Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB University Prof Hasjim Bintoro menyarankan agar tanaman sagu menjadi tanaman di food estate dalam rangka pemenuhan pangan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
"Sagu itu berbeda, tidak merusak vegetasi. Karena kita dapat bahan makanan dari pohonnya, tanpa harus merusak hutan. Jangan sampai kita nanti baru menyadari bahwa sagu ini dapat menyelamatkan kita, dan ternyata sudah habis karena perusakan hutan," kata Hasjim.
Menurut dia, sagu menjadi salah satu tanaman yang tepat untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Sagu memiliki beberapa keunggulan baik secara kegunaan bahan pangan maupun dalam mendukung tercapainya keseimbangan alam.
Uniknya, sagu adalah tanaman yang tidak merepotkan. Ketersediaan sagu di alam cukup untuk dipanen, tidak perlu dipelihara dan tidak perlu juga ditanam.
Baca juga: Pemprov Babel akan bangun kebun pembibitan sagu
Baca juga: Sagu Kepulauan Meranti siap hadir untuk negeri
Baca juga: Kemenko Perekonomian: Pemanfaatan sagu di RI masih minim
Kerja sama ini dituangkan dalam penandatanganan kontrak antara kedua belah pihak. Kepala LPPM IPB University Ernan Rustiadi mengatakan pihaknya memiliki sejumlah inovasi teknologi dan siap digunakan dalam pengembangannya.
"Kami akan sangat senang jika hasil inovasi kami bisa diterapkan untuk membantu masyarakat di daerah, khususnya di Kepulauan Mentawai," ujar Ernan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dosen IPB University di Fakultas Pertanian itu juga mengatakan bahwa kerja sama ini penting untuk mendukung program diversifikasi pangan yang dicanangkan pemerintah.
Ditambah lagi, kata dia, saat ini sektor pertanian, khususnya tanaman pangan, menjadi penyelamat dan mendukung perekonomian di masa pandemi.
Baca juga: Dosen: Sagu jadi food estate pemenuhan pangan-kelestarian lingkungan
Baca juga: 120 hektare lahan gambut di Sungai Apit bakal ditanami sagu
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten Kepulauan Mentawai Napziah berharap IPB University dapat menciptakan dan mengembangkan inovasi terbaru demi masyarakat di Kepulauan Mentawai.
"Inovasi yang membantu pengembangan dan pemanfaatan sagu di daerah Mentawai," ujar Napziah.
Sebelumnya, Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB University Prof Hasjim Bintoro menyarankan agar tanaman sagu menjadi tanaman di food estate dalam rangka pemenuhan pangan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
"Sagu itu berbeda, tidak merusak vegetasi. Karena kita dapat bahan makanan dari pohonnya, tanpa harus merusak hutan. Jangan sampai kita nanti baru menyadari bahwa sagu ini dapat menyelamatkan kita, dan ternyata sudah habis karena perusakan hutan," kata Hasjim.
Menurut dia, sagu menjadi salah satu tanaman yang tepat untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Sagu memiliki beberapa keunggulan baik secara kegunaan bahan pangan maupun dalam mendukung tercapainya keseimbangan alam.
Uniknya, sagu adalah tanaman yang tidak merepotkan. Ketersediaan sagu di alam cukup untuk dipanen, tidak perlu dipelihara dan tidak perlu juga ditanam.
Baca juga: Pemprov Babel akan bangun kebun pembibitan sagu
Baca juga: Sagu Kepulauan Meranti siap hadir untuk negeri
Baca juga: Kemenko Perekonomian: Pemanfaatan sagu di RI masih minim
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: