Jakarta (ANTARA) - Praktisi bidang telekomunikasi Rudiantara mengatakan pandemi COVID-19 dan digitalisasi menjadi pendorong utama dalam melakukan transformasi manajemen pemerintah dan juga korporasi.

“Pandemi menjadi momentum dalam melakukan transformasi manajemen pemerintah dan juga transformasi, yang mana pandemi dan digitalisasi menjadi pendorong utama dalam melakukan transformasi,” ujar Rudiantara dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Dengan dukungan infrastruktur telekomunikasi dan digital yang baik, kata dia, membuat manusia tidak terpuruk dengan datangnya pandemi COVID-19. Dengan infrastruktur yang baik, bisa memindahkan kegiatan tatap muka menjadi tatap maya.

“Yang paling fenomenal adalah pertemuan visual. Dengan infrastruktur digital yang memadai maka kita dapat menerapkan protokol kesehatan yakni menjaga jarak dengan baik,” ujar dia.

Baca juga: Adira Finance maksimalkan digitalisasi beri pelayanan saat pandemi

Baca juga: Produk internet Iconnet dukung pengembangan usaha mikro


Ketua Pembina Yayasan PPM Manajemen, Shanti L Poesposoetjipto mengatakan Indonesia merupakan negara yang majemuk. Landasan Pancasila menggambarkan kemajemukan bangsa, maka transformasi manajemen baginya adalah suatu perjalan hidup bagi suatu organisasi.

Shanti menambahkan pandemi mempercepat terjadinya transformasi manajemen di berbagai sektor.

Transformasi manajemen menghadirkan kemungkinan untuk mendorong bisnis model dengan pengendalian dan tatanan organisasi yang baru. Salah satunya dengan menghadirkan kegiatan berinovasi yang tepat untuk penciptaan produk dan layanan digital yang bernilai bagi pelanggan.

Saat ini, transformasi manajemen semakin dibutuhkan dalam transisi industri 4.0. Transisi itu memiliki kekuatan pendorong untuk mempererat hubungan antara transformasi manajemen dengan peluang teknologi yang baru.

Landasan digitalisasi membantu organisasi untuk mampu mengembangkan kompetensi dalam menyerap peluang baru sehingga diharapkan dapat memberikan keunggulan bersaing pada perusahaan melalui pengelolaan perubahan pada strategi bisnis atau bisnis model dari organisasi.

“Pada usianya ke- 54 tahun, PPM Manajemen mengajak seluruh insan Indonesia untuk #BangkitRaihBersama dari imbas pandemi yang terjadi,” kata Shanti.

Dewan Pengawas Yayasan PPM Manajemen, Enggartiasto Lukita mengatakan kenyataannya terjadi kesenjangan antara perguruan tinggi dengan lapangan kerja. Perguruan tinggi terkesan menjadi menara gading dan paling sulit adalah mengubah perguruan tinggi itu sendiri untuk menyesuaikan kurikulum-kurikulum dan silabus atas kebutuhan riil.

"Ini tidak hanya semata-mata dunia usaha. Tetapi kalau kita bicara tentang kolaborasi antara pemerintah dan swasta serta dunia usaha, nah sekarang PPM begitu banyak produk-produknya. Apa yang sebenarnya bisa mengisi itu, yang menjadi persoalan adalah bagaimana PPM mensosialisasikan paling tidak kepada potensial klien yang ada, termasuk di dalamnya pemerintah daerah, pejabat pejabat publik, bahwa kami memiliki ini untuk mengisi kebutuhan ini," kata Enggartiasto.*

Baca juga: BSSN: Pertumbuhan UMKM digital perlu dibarengi ilmu keamanan siber

Baca juga: WeddingMarket ajak UMKM pernikahan digitalisasi usahanya