Indef: Realisasi PEN seharusnya capai 50 persen di kuartal II 2021
4 Juli 2021 15:28 WIB
Arsip Foto - Kepala Center of Macroeconomics and Finance Indef, M. Rizal Taufikurahman dalam konferensi pers "Omnibus Law Mereduksi Kewenangan Daerah?" di Jakarta, Jumat (6/3/2020). ANTARA/Zubi Mahrofi/am.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman menyatakan seharusnya realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat mencapai 50 persen pada kuartal II-2021.
“Masuk di triwulan II ini ya minimum 50 persen seharusnya sudah tercapai,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Minggu.
Rizal menuturkan realisasi PEN yang per 11 Juni 2021 masih 31,4 persen dari pagu Rp699,43 triliun menandakan bahwa kinerjanya masih business as usual.
Menurutnya, realisasi itu menunjukkan kinerja program PEN tahun ini belum ada percepatan dalam mengakselerasi insentif maupun berbagai kemudahan-kemudahan dalam mendorong supply maupun demand.
Ia menjelaskan padahal akselerasi dan percepatan realisasi program PEN akan mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Terlebih lagi jika akselerasi dan percepatan PEN dilakukan di kuartal II yang pada dasarnya menjadi trigger untuk kinerja ekonomi di kuartal berikutnya.
“Tapi ternyata kalau kita lihat perlindungan sosial pun masih belum optimal bahkan saya kira sasarannya pun ini mungkin masih belum banyak perbaikan dari tahun lalu,” tegasnya.
Tak hanya itu, Rizal juga meminta pemerintah untuk semakin mempercepat akselerasi program vaksinasi COVID-19 mengingat terdapat 180 juta orang yang menjadi target namun hingga penyuntikan kedua masih mencapai 40 juta dosis.
“Ini saya update 27 Juni katakan lah yang sudah divaksin baik satu maupun dua kisaran 40 juta padahal ditargetkan kisaran 180 juta,” ujarnya.
Ia menjelaskan akselerasi dan percepatan program vaksinasi juga akan berimplikasi pada membaiknya pertumbuhan ekonomi seperti yang terjadi di beberapa negara yaitu Amerika Serikat, Singapura, dan China.
“Saya kira ini juga sangat mempengaruhi terhadap kinerja di pertumbuhan ekonomi global demand,” katanya.
Sebagai informasi, update terakhir mengenai realisasi anggaran program PEN untuk kuartal II-2021 adalah sebesar Rp237,54 triliun per 25 Juni 2021 dari total yang dianggarkan sebesar Rp699,43 triliun atau terserap 34 persen.
Baca juga: Di DPR, Sri Mulyani paparkan realisasi Program PEN hingga 18 Juni
Baca juga: Mengungkit kesejahteraan masyarakat lewat jurus program PEN
Baca juga: BPK identifikasi 6 masalah pelaksanaan program penanganan COVID-19
“Masuk di triwulan II ini ya minimum 50 persen seharusnya sudah tercapai,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Minggu.
Rizal menuturkan realisasi PEN yang per 11 Juni 2021 masih 31,4 persen dari pagu Rp699,43 triliun menandakan bahwa kinerjanya masih business as usual.
Menurutnya, realisasi itu menunjukkan kinerja program PEN tahun ini belum ada percepatan dalam mengakselerasi insentif maupun berbagai kemudahan-kemudahan dalam mendorong supply maupun demand.
Ia menjelaskan padahal akselerasi dan percepatan realisasi program PEN akan mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Terlebih lagi jika akselerasi dan percepatan PEN dilakukan di kuartal II yang pada dasarnya menjadi trigger untuk kinerja ekonomi di kuartal berikutnya.
“Tapi ternyata kalau kita lihat perlindungan sosial pun masih belum optimal bahkan saya kira sasarannya pun ini mungkin masih belum banyak perbaikan dari tahun lalu,” tegasnya.
Tak hanya itu, Rizal juga meminta pemerintah untuk semakin mempercepat akselerasi program vaksinasi COVID-19 mengingat terdapat 180 juta orang yang menjadi target namun hingga penyuntikan kedua masih mencapai 40 juta dosis.
“Ini saya update 27 Juni katakan lah yang sudah divaksin baik satu maupun dua kisaran 40 juta padahal ditargetkan kisaran 180 juta,” ujarnya.
Ia menjelaskan akselerasi dan percepatan program vaksinasi juga akan berimplikasi pada membaiknya pertumbuhan ekonomi seperti yang terjadi di beberapa negara yaitu Amerika Serikat, Singapura, dan China.
“Saya kira ini juga sangat mempengaruhi terhadap kinerja di pertumbuhan ekonomi global demand,” katanya.
Sebagai informasi, update terakhir mengenai realisasi anggaran program PEN untuk kuartal II-2021 adalah sebesar Rp237,54 triliun per 25 Juni 2021 dari total yang dianggarkan sebesar Rp699,43 triliun atau terserap 34 persen.
Baca juga: Di DPR, Sri Mulyani paparkan realisasi Program PEN hingga 18 Juni
Baca juga: Mengungkit kesejahteraan masyarakat lewat jurus program PEN
Baca juga: BPK identifikasi 6 masalah pelaksanaan program penanganan COVID-19
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: