Jakarta (ANTARA) - CEO operasi Hyundai Eropa Michael Cole cukup yakin bahwa mobil terbang akan menawarkan solusi mobilitas cerdas yang inovatif.

"Kami percaya ini benar-benar merupakan bagian dari solusi masa depan yang menawarkan solusi mobilitas cerdas yang inovatif," katanya pada konferensi kelompok industri Society of Motor Manufacturers and Traders, dikutip dari Hindustan Times, Minggu.

Hyundai diketahui telah melakukan investasi yang signifikan dalam mobilitas udara perkotaan.

Produsen mobil asal Korea Selatan itu sedang mengembangkan taksi terbang yang ditenagai oleh baterai listrik dan dapat mengangkut lima hingga enam orang dari pusat kota yang sangat padat ke bandara.

Cole percaya bahwa mobil terbang akan membantu mengurangi kemacetan di kota-kota dan bahkan membantu mengurangi emisi karbon.

"Pada akhir dekade ini tentunya, mobilitas udara perkotaan akan menawarkan peluang besar untuk mengurai kemacetan di kota-kota... baik itu mobilitas intra-kota di udara atau bahkan antar kota," kata dia.

Produsen mobil itu telah berjanji untuk menginvestasikan sekitar 1,5 miliar dollar AS dalam mobilitas udara perkotaan pada tahun 2025. Mereka bahkan memiliki Divisi Mobilitas Udara Perkotaan khusus yang dipimpin oleh Jaiwon Shin, mantan insinyur NASA.

Hyundai memamerkan konsep mobil terbang pertamanya di Consumer Electronics Show di Las Vegas pada Januari 2020. Pesawat listrik S-A1 dibuat dalam kemitraan dengan platform Uber.

Hyundai juga bekerja untuk mengembangkan bandara pertama di Inggris tanpa landasan pacu, yang dirancang khusus untuk pesawat yang mampu lepas landas dan mendarat vertikal listrik (eVTOL).

Bandara tersebut dijadwalkan dibuka di Coventry akhir tahun ini. Bandara akan memfasilitasi penerbangan taksi udara dan drone pengiriman otonom.


Baca juga: Taksi terbang Archer resmi diluncurkan

Baca juga: Taksi terbang Volocopter dapat suntikan dana 200 juta euro

Baca juga: PAL-V mobil terbang pertama bersertifikat EASA