Boyolali (ANTARA News) - Jadwal kepulangan jemaah haji Debarkasi Surakarta, Jawa Tengah kelompok terbang yang terakhir (88) ke Tanah Air, Jumat (1/1) atau bertepatan dengan Tahun Baru 2010 dan rencananya hanya membawa sebanyak 95 orang.

Kloter 88 yang merupakan rombongan pungkasan hanya membawa 95 haji asal Kota Semarang, Jepara, dan Purbalingga dan direncanakan tiba lebih awal empat jam dari pukul 10.00 WIB menjadi 06.00 WIB, kata Sekretaris PPIH Surakarta H Abdul Choliq, di Asrama Haji, Donohudan, Boyolali, Rabu.

"Mengenai perubahan kedatangan haji kloter 88, kami sudah diberi tahu oleh pihak penerbangan Garuda Indonesia beberapa hari lalu," kata Abdul Choliq.

Menurut Choliq, perubahan jadwal kedatangan haji juga terjadi pada kloter 84, yang semestinya tiba di Bandara Adi Sumarmo Surakarta, Kamis (31/12) pukul 06.45 WIB menjadi Rabu (30/12) pukul 22.45 WIB. Sehingga, mendahului kloter 83 yang baru tiba pukul 01.45 WIB Kamis (31/12) dinihari.

Sementara jemaah haji yang wafat di Tanah Suci hingga Rabu (30/12) tercatat 54 orang belum termasuk yang wafat di pesawat tiga orang dan di asrama empat orang.

"Jemaah yang wafat di Tanah Suci jika dibanding tahun 2008 terjadi penurunan drastis. Karena tahun lalu mencapai 103 orang," katanya.

Penurunan angka jemaah haji yang wafat terutama ditunjang dengan kondisi kesehatan jemaah haji yang lebih baik, di samping itu dukungan dari tim kesehatan baik yang di Tanah Air maupun yang bertugas di Arab Saudi.

Sementara itu, berdasarkan data yang dikelola melalui sistem komputerasi haji terpadu di Asrama Haji Donohudan, hingga Rabu (30/12), tercatat pendaftar haji yang masuk daftar tunggu secara nasional 875.984 orang.

Untuk wilayah Jateng yang mendapatkan kuota sebanyak 29.657 tercatat 93.588 orang yang masuk daftar tunggu.

"Dengan demikian daftar tunggunya sudah menembus tahun 2013 yang sudah mencapai 4.617 orang," kata Choliq.

Menurut dia, umat Islam Jateng patut bersyukur karena masa tunggunya tidak terlalu lama jika dibanding dengan beberapa provinsi lainnya. Seperti Jatim yang pendaftarnya sudah mencapai 209.535 masa tunggunya hingga tahun 2017. Bahkan, untuk di Sulawesi Selatan sudah masuk tahun 2019.(*)