Pertanian keluarga Kementan dorong petani tingkatkan produksi
2 Juli 2021 20:42 WIB
Petani (kiri) melayani pembeli di tempat usaha pertanian hidroponik, Kenali Asam Atas, Kota Baru, Jambi, Sabtu (12/9/2020). Usaha pertanian di lahan terbatas yang dikelola sejumlah ibu rumah tangga dari beberapa RT setempat sejak sebulan terakhir tersebut terus diminati pembeli, utamanya para keluarga yang ingin membagikan pengalaman memanen sayur sendiri kepada anak-anak mereka. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/hp.
Jakarta (ANTARA) - Bantuan pertanian keluarga dari Kementerian Pertanian dinilai mampu mendorong petani untuk meningkatkan produktivitas dari lahan garapannya guna meningkatkan kesejahteraan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Jumat, mengatakan kegiatan pertanian keluarga harus terus tumbuh dan berkembang maksimal di tengah pandemi COVID-19 agar ekonomi masyarakat juga meningkat.
"Pertanian keluarga ini merupakan bantuan sosial produktif, bukan hanya bantuan yang sekali habis. Yang terpenting semangat terus berproduksi sehingga bermanfaat bagi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan," kata Agung.
Ketua Kelompok Tani Taruna Mekar Kecamatan Jiput Kabupaten Pandeglang Agus Cahyadi mengakui dengan adanya bantuan pertanian keluarga, luas lahan garapan sebelumnya 4 hektar yang dilakukan swadaya sekarang berkembang menjadi 12 hektar.
"Kami bertanam tomat, timun, jagung manis dengan pola tanam tidak serempak, kita atur agar ketersediaan sayuran ada sepanjang tahun. Disini musim panen dan musim tanam tiap bulan, kita atur begitu," kata dia.
Manfaat lain yang dia rasakan adalah meningkatnya kesejahteraan anggota yang sekarang memiliki modal sehingga bisa bertanam secara rutin. "Yang tadinya kami tanam tidak rutin sekarang bisa rutin jadi kehidupan keluarga kami lebih stabil bisa sekolahkan anak sampai kuliah," kata Agus.
Sedangkan untuk pemasarannya Agus mengaku tidak mengalami kendala. Meskipun harga komoditas di pasar fluktuatif, tetapi masih banyak permintaan sehingga hasil panennya bisa terjual.
"Kalau dulu lahan kecil kita hanya jual ke pasar lokal, sekarang kita sudah bisa suplai ke pasar induk provinsi bahkan sampai Tangerang, harganya juga bagus. Kalau produksi sedikit kita lempar pasar lokal, kalau berlimpah ke pasar induk" katanya.
Baca juga: Pertanian pekarangan jaga ketahanan pangan keluarga di era pandemi
Baca juga: Kelompok Wanita Tani tombak pembangunan level keluarga
Baca juga: Asia Tenggara tingkatkan kesadaran tentang pertanian keluarga
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Jumat, mengatakan kegiatan pertanian keluarga harus terus tumbuh dan berkembang maksimal di tengah pandemi COVID-19 agar ekonomi masyarakat juga meningkat.
"Pertanian keluarga ini merupakan bantuan sosial produktif, bukan hanya bantuan yang sekali habis. Yang terpenting semangat terus berproduksi sehingga bermanfaat bagi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan," kata Agung.
Ketua Kelompok Tani Taruna Mekar Kecamatan Jiput Kabupaten Pandeglang Agus Cahyadi mengakui dengan adanya bantuan pertanian keluarga, luas lahan garapan sebelumnya 4 hektar yang dilakukan swadaya sekarang berkembang menjadi 12 hektar.
"Kami bertanam tomat, timun, jagung manis dengan pola tanam tidak serempak, kita atur agar ketersediaan sayuran ada sepanjang tahun. Disini musim panen dan musim tanam tiap bulan, kita atur begitu," kata dia.
Manfaat lain yang dia rasakan adalah meningkatnya kesejahteraan anggota yang sekarang memiliki modal sehingga bisa bertanam secara rutin. "Yang tadinya kami tanam tidak rutin sekarang bisa rutin jadi kehidupan keluarga kami lebih stabil bisa sekolahkan anak sampai kuliah," kata Agus.
Sedangkan untuk pemasarannya Agus mengaku tidak mengalami kendala. Meskipun harga komoditas di pasar fluktuatif, tetapi masih banyak permintaan sehingga hasil panennya bisa terjual.
"Kalau dulu lahan kecil kita hanya jual ke pasar lokal, sekarang kita sudah bisa suplai ke pasar induk provinsi bahkan sampai Tangerang, harganya juga bagus. Kalau produksi sedikit kita lempar pasar lokal, kalau berlimpah ke pasar induk" katanya.
Baca juga: Pertanian pekarangan jaga ketahanan pangan keluarga di era pandemi
Baca juga: Kelompok Wanita Tani tombak pembangunan level keluarga
Baca juga: Asia Tenggara tingkatkan kesadaran tentang pertanian keluarga
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: