IDI siapkan penambahan SDM nakes optimalkan penanganan COVID-19
2 Juli 2021 18:59 WIB
Tangkapan layar Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Adib Khumaidi, dalam konferensi pers secara virtual yang dipantau di Jakarta, Ahad (27/6/2021). (ANTARA/Andi Firdaus)
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sedang mempersiapkan sejumlah skema penambahan sumber daya manusia (SDM) guna mengoptimalkan penanganan COVID-19.
"Skema pertama yang disiapkan, yakni dokter umum yang sudah menyelesaikan internship bisa disiapkan membantu di pelayanan fasilitas kesehatan," ujar Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Adib Khumaidi dalam konferensi pers via daring di Jakarta, Jumat.
Skema lainnya, lanjut dia, yakni mahasiswa kedokteran yang sudah lulus dan mendapatkan sertifikasi uji kompetensi profesi dokter, yang bersangkutan sudah bisa menjalankan pekerjaan.
Baca juga: Kasus naik, Kabupaten Tangerang kekurangan SDM nakes tangani COVID-19
"Yang baru lulus, kalau sudah uji kompetensi. Prinsipnya adalah adik-adik ini sudah selesai uji kompetensi dan sertifikat kompetensi itu teregistrasi, maka mereka sudah bisa menjalankan pekerjaan," paparnya.
Mengenai internship, ia menyampaikan bahwa IDI sudah mengusulkan ke Kementerian Kesehatan untuk mengonversi internship-nya menjadi tim bantuan yang ada di fasilitas kesehatan yang saat ini membutuhkan.
"Jadi, pasca-lulus uji kompetensi dan sudah teregistrasi, mereka bisa menjalankan praktik pelayanan internship, seperti yang telah kami lakukan untuk Wisma Atlet," paparnya.
Skema konversi itu, lanjut dia, masih menunggu persetujuan Kemenkes, nantinya untuk mengisi relawan di daerah yang membutuhkan tenaga kesehatan dalam penanganan COVID-19.
Sementara itu, berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, kasus penularan COVID-19 di Indonesia kembali mencatatkan penambahan sebesar 25.830 orang.
Dengan demikian, secara akumulatif jumlahnya mencapai 2.228.938 kasus hingga Jumat, pukul 12.00 WIB.
Penambahan kasus COVID-19 paling banyak terjadi di DKI Jakarta, yakni 9.399 kasus, diikuti Jawa Barat (4.920 kasus) dan Jawa Tengah (2.538 kasus).
Baca juga: Tim Mitigasi IDI sebut kondisi nakes sedang memprihatinkan
Baca juga: Tim Mitigasi IDI bersama perhimpunan profesi dokter serukan PSBB ketat
"Skema pertama yang disiapkan, yakni dokter umum yang sudah menyelesaikan internship bisa disiapkan membantu di pelayanan fasilitas kesehatan," ujar Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Adib Khumaidi dalam konferensi pers via daring di Jakarta, Jumat.
Skema lainnya, lanjut dia, yakni mahasiswa kedokteran yang sudah lulus dan mendapatkan sertifikasi uji kompetensi profesi dokter, yang bersangkutan sudah bisa menjalankan pekerjaan.
Baca juga: Kasus naik, Kabupaten Tangerang kekurangan SDM nakes tangani COVID-19
"Yang baru lulus, kalau sudah uji kompetensi. Prinsipnya adalah adik-adik ini sudah selesai uji kompetensi dan sertifikat kompetensi itu teregistrasi, maka mereka sudah bisa menjalankan pekerjaan," paparnya.
Mengenai internship, ia menyampaikan bahwa IDI sudah mengusulkan ke Kementerian Kesehatan untuk mengonversi internship-nya menjadi tim bantuan yang ada di fasilitas kesehatan yang saat ini membutuhkan.
"Jadi, pasca-lulus uji kompetensi dan sudah teregistrasi, mereka bisa menjalankan praktik pelayanan internship, seperti yang telah kami lakukan untuk Wisma Atlet," paparnya.
Skema konversi itu, lanjut dia, masih menunggu persetujuan Kemenkes, nantinya untuk mengisi relawan di daerah yang membutuhkan tenaga kesehatan dalam penanganan COVID-19.
Sementara itu, berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, kasus penularan COVID-19 di Indonesia kembali mencatatkan penambahan sebesar 25.830 orang.
Dengan demikian, secara akumulatif jumlahnya mencapai 2.228.938 kasus hingga Jumat, pukul 12.00 WIB.
Penambahan kasus COVID-19 paling banyak terjadi di DKI Jakarta, yakni 9.399 kasus, diikuti Jawa Barat (4.920 kasus) dan Jawa Tengah (2.538 kasus).
Baca juga: Tim Mitigasi IDI sebut kondisi nakes sedang memprihatinkan
Baca juga: Tim Mitigasi IDI bersama perhimpunan profesi dokter serukan PSBB ketat
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: