Anggota DPR: Pastikan penyebab KMP Yunicee tenggelam
2 Juli 2021 17:04 WIB
KN SAR Permadi melakukan pencarian korban KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali terlihat dari pelabuhan ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (1/7/2021). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi V DPR Toriq Hidayat meminta Kementerian Perhubungan dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menginvestigasi secara komprehensif guna memastikan penyebab KMP Yunicee tenggelam di perairan Selat Bali, Selasa (29/6/2021).
"Memastikan penyebab kecelakaan KMP Yunice menjadi penting bagi sistem pengoperasian kapal penumpang di masa yang akan datang," ujar Toriq dalam rilis di Jakarta, Jumat.
Ia mengingatkan bahwa ada tiga musibah terkait dengan kapal laut dalam jangka waktu beberapa bulan terakhir ini, yaitu selain KMP Yunicee adalah KMP Karya Indah yang terbakar di perairan Lifamatola pada 29 Mei 2021 dan KMP Jatra 1 yang tenggelam di Pelabuhan Bolok, Kupang, pada 5 April 2021.
Untuk itu, ujar dia, Kemenhub dinilai harus mengevaluasi manajemen moda transportasi air tersebut agar cepat dapat dibenahi.
"Tata kelola transportasi yang perlu dibenahi antara lain pemeriksaan kelaikan kapal untuk berlayar, yang dinilai penting apalagi ketika terjadi gelombang tinggi," kata Toriq.
Selama ini, menurut dia, pemeriksaan kelaikan untuk kapal berlayar di pelabuhan ini diduga lemah dan banyak permainan sehingga kapal yang tidak laik atau yang kelebihan muatan tetap diizinkan jalan.
Ia juga menekankan pentingnya memiliki petugas yang cukup dan cakap untuk melakukan pemeriksaan kelaikan kapal secara detail.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengonfirmasi musibah tenggelamnya KMP. Yunicee milik PT Surya Timur Line di selatan perairan Pelabuhan Gilimanuk pada Selasa (29/6/2021) pukul 19.12 Wita yang diperkirakan terjadi pada titik koordinat 8° 10'26,56''S - 114°25'4218''T mengakibatkan sebanyak tujuh orang meninggal dunia.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam konferensi pers yang digelar di Bali menyampaikan bahwa KMP Yunicee berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 18.29 Wita.
"Hari Selasa kemarin pukul 19.12 Wita, kapal KMP. Yunicee dilaporkan terbawa arus ke arah selatan Pelabuhan Gilimanuk, kemudian posisi kapal miring dan langsung tenggelam. Kami sangat berduka atas musibah yang terjadi. Dengan adanya kejadian ini, kami akan melakukan evaluasi. Kami harapkan dapat terus melakukan mitigasi perbaikan baik secara institusional, secara sistem, dan perbaikan pada beberapa regulasi," ujar Budi Setiyadi dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6/2021).
Budi menjelaskan kapal penumpang yang berukuran panjang 56,5 meter dan lebar 8,6 meter tersebut mengangkut sepeda motor 3 unit, kendaraan pribadi 2 unit, truk sedang 18 unit, pick up 17 unit, dengan jumlah penumpang 41 orang dan anak buah kapal (ABK) 16 orang.
Dari data yang diperoleh, selain korban meninggal dunia sebanyak 7 orang, telah ditemukan korban selamat dengan jumlah total sebanyak 39 orang.
Baca juga: Tim gabungan sebut 18 dari 76 penumpang KMP Yunicee belum ditemukan
Baca juga: Polri kirim helikopter untuk bantu cari korban kecelakaan KMP Yunicee
Baca juga: Tim SAR temukan 20 baju pelampung KMP Yunicee
"Memastikan penyebab kecelakaan KMP Yunice menjadi penting bagi sistem pengoperasian kapal penumpang di masa yang akan datang," ujar Toriq dalam rilis di Jakarta, Jumat.
Ia mengingatkan bahwa ada tiga musibah terkait dengan kapal laut dalam jangka waktu beberapa bulan terakhir ini, yaitu selain KMP Yunicee adalah KMP Karya Indah yang terbakar di perairan Lifamatola pada 29 Mei 2021 dan KMP Jatra 1 yang tenggelam di Pelabuhan Bolok, Kupang, pada 5 April 2021.
Untuk itu, ujar dia, Kemenhub dinilai harus mengevaluasi manajemen moda transportasi air tersebut agar cepat dapat dibenahi.
"Tata kelola transportasi yang perlu dibenahi antara lain pemeriksaan kelaikan kapal untuk berlayar, yang dinilai penting apalagi ketika terjadi gelombang tinggi," kata Toriq.
Selama ini, menurut dia, pemeriksaan kelaikan untuk kapal berlayar di pelabuhan ini diduga lemah dan banyak permainan sehingga kapal yang tidak laik atau yang kelebihan muatan tetap diizinkan jalan.
Ia juga menekankan pentingnya memiliki petugas yang cukup dan cakap untuk melakukan pemeriksaan kelaikan kapal secara detail.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengonfirmasi musibah tenggelamnya KMP. Yunicee milik PT Surya Timur Line di selatan perairan Pelabuhan Gilimanuk pada Selasa (29/6/2021) pukul 19.12 Wita yang diperkirakan terjadi pada titik koordinat 8° 10'26,56''S - 114°25'4218''T mengakibatkan sebanyak tujuh orang meninggal dunia.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam konferensi pers yang digelar di Bali menyampaikan bahwa KMP Yunicee berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 18.29 Wita.
"Hari Selasa kemarin pukul 19.12 Wita, kapal KMP. Yunicee dilaporkan terbawa arus ke arah selatan Pelabuhan Gilimanuk, kemudian posisi kapal miring dan langsung tenggelam. Kami sangat berduka atas musibah yang terjadi. Dengan adanya kejadian ini, kami akan melakukan evaluasi. Kami harapkan dapat terus melakukan mitigasi perbaikan baik secara institusional, secara sistem, dan perbaikan pada beberapa regulasi," ujar Budi Setiyadi dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6/2021).
Budi menjelaskan kapal penumpang yang berukuran panjang 56,5 meter dan lebar 8,6 meter tersebut mengangkut sepeda motor 3 unit, kendaraan pribadi 2 unit, truk sedang 18 unit, pick up 17 unit, dengan jumlah penumpang 41 orang dan anak buah kapal (ABK) 16 orang.
Dari data yang diperoleh, selain korban meninggal dunia sebanyak 7 orang, telah ditemukan korban selamat dengan jumlah total sebanyak 39 orang.
Baca juga: Tim gabungan sebut 18 dari 76 penumpang KMP Yunicee belum ditemukan
Baca juga: Polri kirim helikopter untuk bantu cari korban kecelakaan KMP Yunicee
Baca juga: Tim SAR temukan 20 baju pelampung KMP Yunicee
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: