Sri Mulyani: Pertumbuhan ekonomi kuartal III tergantung PPKM Darurat
2 Juli 2021 13:51 WIB
Ilustrasi - Pengunjung berjalan di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (2/7/2021). Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta berencana menerapkan kebijakan Pemberlakukan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta mulai 3-20 Juli 2021 sebagai upaya menurunkan kasus COVID-19. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pras/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan pertumbuhan ekonomi kuartal III akan bergantung pada penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
"Kuartal ketiga karena terjadinya PPKM Darurat yang itu relatif lebih ketat hampir mirip dengan situasi Februari-Maret memang ada potensi outlook-nya mengalami pelemahan, dari yang tadinya kita proyeksikan di 6,5 persen," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers daring di Jakarta, Jumat.
Mengenai proyeksi angkanya, Sri Mulyani mengatakan bergantung pada durasi penerapan PPKM Darurat. Jika hanya berlangsung selama dua minggu dan efektif menekan kasus COVID-19, maka dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III relatif terbatas.
"Namun kalau panjang bisa satu bulan, pengaruhnya cukup signifikan terutama pada level konsumsi," ujar Sri Mulyani.
Ia menjelaskan jika konsumsi turun karena terdampak PPKM darurat, maka akan mempengaruhi outlook pertumbuhan konsumsi.
Baca juga: Meski PPKM Darurat, BI pertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021
"Tingkat konsumsi masyarakat diperkirakan kembali terkoreksi dan komponen berpotensi terdampak dari non-konsumsi pokok antara lain transportasi dan komunikasi rekreasi dan pakaian," ujarnya
Kendati demikian laju investasi diharapkan dapat terjaga karena PPKM Darurat memperbolehkan operasional konstruksi dengan protokol kesehatan yang ketat serta ekspor diharapkan masih tetap tumbuh tinggi sejalan dengan kinerja ekspor impor hingga Mei 2021.
Sedangkan untuk kuartal II, Sri Mulyani memprediksi proyeksi pertumbuhan ekonomi relatif tidak terpengaruh kenaikan COVID-19 karena kenaikan tersebut baru terjadi pada minggu kedua dan ketiga Juni dan PPKM darurat dilaksanakan pada awal Juli.
"Kita melihat bulan Juni tadi ada sedikit mulai terjadi pelemahan, tapi kita harap itu tidak akan mempengaruhi banyak. Dengan demikian untuk kuartal kedua ini kita masih menggunakan outlook antara 7,1 hingga 7,5 persen," ujar Sri Mulyani.
Baca juga: LPS prediksi ekonomi bisa tumbuh di atas 4 persen pada 2021
"Kuartal ketiga karena terjadinya PPKM Darurat yang itu relatif lebih ketat hampir mirip dengan situasi Februari-Maret memang ada potensi outlook-nya mengalami pelemahan, dari yang tadinya kita proyeksikan di 6,5 persen," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers daring di Jakarta, Jumat.
Mengenai proyeksi angkanya, Sri Mulyani mengatakan bergantung pada durasi penerapan PPKM Darurat. Jika hanya berlangsung selama dua minggu dan efektif menekan kasus COVID-19, maka dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III relatif terbatas.
"Namun kalau panjang bisa satu bulan, pengaruhnya cukup signifikan terutama pada level konsumsi," ujar Sri Mulyani.
Ia menjelaskan jika konsumsi turun karena terdampak PPKM darurat, maka akan mempengaruhi outlook pertumbuhan konsumsi.
Baca juga: Meski PPKM Darurat, BI pertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021
"Tingkat konsumsi masyarakat diperkirakan kembali terkoreksi dan komponen berpotensi terdampak dari non-konsumsi pokok antara lain transportasi dan komunikasi rekreasi dan pakaian," ujarnya
Kendati demikian laju investasi diharapkan dapat terjaga karena PPKM Darurat memperbolehkan operasional konstruksi dengan protokol kesehatan yang ketat serta ekspor diharapkan masih tetap tumbuh tinggi sejalan dengan kinerja ekspor impor hingga Mei 2021.
Sedangkan untuk kuartal II, Sri Mulyani memprediksi proyeksi pertumbuhan ekonomi relatif tidak terpengaruh kenaikan COVID-19 karena kenaikan tersebut baru terjadi pada minggu kedua dan ketiga Juni dan PPKM darurat dilaksanakan pada awal Juli.
"Kita melihat bulan Juni tadi ada sedikit mulai terjadi pelemahan, tapi kita harap itu tidak akan mempengaruhi banyak. Dengan demikian untuk kuartal kedua ini kita masih menggunakan outlook antara 7,1 hingga 7,5 persen," ujar Sri Mulyani.
Baca juga: LPS prediksi ekonomi bisa tumbuh di atas 4 persen pada 2021
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: