RS Bolivia adakan kunjungan virtual untuk pasien COVID dan keluarganya
2 Juli 2021 11:35 WIB
Warga menunggu informasi mengenai kerabat mereka yang dirawat akibat terinfeksi virus corona (COVID-19) di Rumah Sakit El Norte ditengah wabah virus tersebut, di El Alto, pinggiran La Paz, Bolivia, Jumat (10/7/2020). ANTARA/REUTERS/David Mercado/hp/djo.
La Paz (ANTARA) - Ruth Lagos datang ke Rumah Sakit Daerah Cotahuma di Kota La Paz Bolivia untuk kunjungan 'virtual' kepada ayah dan ibunya yang dirawat karena COVID-19.
Tak diizinkan bertemu langsung, dan seperti kebanyakan warga Bolivia yang tidak memilki cukup kuota internet di rumah, Lagos memanfaatkan ide baru inovatif, yaitu menyediakan stan panggilan video di pintu rumah sakit, yang menghubungkan pasien di dalam dengan keluarga tercinta mereka.
"Orang tua saya, dua pilar rumah tangga, sedang dirawat di sini. Kami sangat senang ada sistem komunikasi ini sehingga kami dapat melihat satu sama lain," kata Lagos.
"Terkadang kami takut sekali membawa kerabat kami, karena kami takut tidak dapat berjumpa lagi."
Duduk di depan layar komputer dilengkapi pengeras suara merah yang dipasang rumah sakit, Lagos bersama saudaranya dapat melihat dan berbicara dengan orang tua mereka yang menggunakan oksigen, dan mengirim pesan motivasi.
Bolivia mencatat sekitar 440.000 kasus terkonfirmasi dan hampir 17.000 kematian COVID-19. Presiden Luis Arce menjanjikan upaya vaksinasi "besar-besaran" pada Juli dan Agustus.
Sementara itu, bagi Cinthia Quisbert Parede, ini pengalaman pertamanya berpisah dari sang suami sejak menikah tujuh tahun lalu. Tiba di stan tersebut, ia kini dapat melihatnya untuk pertama kali setelah dua pekan.
"Tuhan dan belas kasih -Nya tak terbatas dan hari ini saya dapat melihatmu, hari ini saya dapat merasakan kamu sangat dekat dengan saya," kata Quisbert Paredes dalam percakapan emosional dengan sang suami.
Komunikasi sederhana itu membuat semua perbedaan bagi banyak orang di negara tersebut. Hanya sekitar 4 dari 10 orang mempunyai akses internet, turun menjadi hanya 3 persen di daerah perdesaan yang lebih miskin, menurut data otoritas telekomunikasi Bolivia.
"Ini merupakan bentuk komunikasi yang sangat emosional," kata Maria Ximena Mercado, direktur rumah sakit.
"Kami melihat anggota keluarga yang bahkan hadir dengan foto anak-anak dan orang tua mereka dan berkomunikasi dengan perangkat seluler pada saat bersamaan. Ini menjadi salah satu cara untuk melindungi mereka yang berada di rumah supaya tidak terpapar virus."
Sumber: Reuters
Baca juga: Bolivia gali kuburan massal untuk menampung korban COVID-19
Baca juga: Presiden Bolivia kembali bekerja setelah pulih dari COVID-19
Baca juga: Mantan presiden Bolivia Evo Morales didiagnosis mengidap virus corona
Tak diizinkan bertemu langsung, dan seperti kebanyakan warga Bolivia yang tidak memilki cukup kuota internet di rumah, Lagos memanfaatkan ide baru inovatif, yaitu menyediakan stan panggilan video di pintu rumah sakit, yang menghubungkan pasien di dalam dengan keluarga tercinta mereka.
"Orang tua saya, dua pilar rumah tangga, sedang dirawat di sini. Kami sangat senang ada sistem komunikasi ini sehingga kami dapat melihat satu sama lain," kata Lagos.
"Terkadang kami takut sekali membawa kerabat kami, karena kami takut tidak dapat berjumpa lagi."
Duduk di depan layar komputer dilengkapi pengeras suara merah yang dipasang rumah sakit, Lagos bersama saudaranya dapat melihat dan berbicara dengan orang tua mereka yang menggunakan oksigen, dan mengirim pesan motivasi.
Bolivia mencatat sekitar 440.000 kasus terkonfirmasi dan hampir 17.000 kematian COVID-19. Presiden Luis Arce menjanjikan upaya vaksinasi "besar-besaran" pada Juli dan Agustus.
Sementara itu, bagi Cinthia Quisbert Parede, ini pengalaman pertamanya berpisah dari sang suami sejak menikah tujuh tahun lalu. Tiba di stan tersebut, ia kini dapat melihatnya untuk pertama kali setelah dua pekan.
"Tuhan dan belas kasih -Nya tak terbatas dan hari ini saya dapat melihatmu, hari ini saya dapat merasakan kamu sangat dekat dengan saya," kata Quisbert Paredes dalam percakapan emosional dengan sang suami.
Komunikasi sederhana itu membuat semua perbedaan bagi banyak orang di negara tersebut. Hanya sekitar 4 dari 10 orang mempunyai akses internet, turun menjadi hanya 3 persen di daerah perdesaan yang lebih miskin, menurut data otoritas telekomunikasi Bolivia.
"Ini merupakan bentuk komunikasi yang sangat emosional," kata Maria Ximena Mercado, direktur rumah sakit.
"Kami melihat anggota keluarga yang bahkan hadir dengan foto anak-anak dan orang tua mereka dan berkomunikasi dengan perangkat seluler pada saat bersamaan. Ini menjadi salah satu cara untuk melindungi mereka yang berada di rumah supaya tidak terpapar virus."
Sumber: Reuters
Baca juga: Bolivia gali kuburan massal untuk menampung korban COVID-19
Baca juga: Presiden Bolivia kembali bekerja setelah pulih dari COVID-19
Baca juga: Mantan presiden Bolivia Evo Morales didiagnosis mengidap virus corona
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: