Ekonom senior Indef Enny Sri Hartati berpulang
1 Juli 2021 21:58 WIB
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati. ANTARA/Calvin Basuki
Jakarta (ANTARA) - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati meninggal dunia pada pukul 19.45 di RS Islam Pondok Kopi, Jakarta, Kamis.
Enny dikabarkan terkonfirmasi positif COVID-19 dan melakukan isolasi mandiri selama sepekan di rumah. Namun pada Rabu (30/6) kemarin kondisinya memburuk sehingga harus dibawa ke rumah sakit.
"Kemarin saturasi almarhumah rendah, dibawa ke ICU RSI Pondok Kopi. Sempat kesulitan dapat tabung oksigen, setelah dibantu kolega-kolega akhirnya berhasil mendapat tabung oksigen, lalu saturasi mulai membaik," kata peneliti Indef Abra Talattov saat dihubungi di Jakarta, Kamis malam.
Baca juga: Ekonom sebut pengendalian COVID-19 menyeluruh penting pulihkan ekonomi
Enny sempat menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indef dari 2010 hingga 2019. Wanita kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, 27 Juli 1971, itu dikenal sebagai ekonom yang ramah dan dekat dengan para jurnalis.
Ia sering wara-wiri menjadi narasumber di berbagai stasiun televisi, seminar ekonomi, talkshow, radio, dan juga aktif menulis kolom dan opini di banyak media baik koran ataupun media daring.
Enny juga kerap kali tak segan melontarkan kritik pedas terhadap berbagai kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Baca juga: Impor bawang putih Bulog dinilai bisa timbulkan "moral hazard"
Ungkapan duka cita terus dikirimkan oleh para jurnalis dalam grup WhatsApp bersama dengan para ekonom Indef.
"Kita juga masih gak percaya. Dini hari tadi almarhumah masih balas WA di grup Indef," ujar Abra.
Sebelumnya, Enny sempat menjadi dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada 1996 hingga 2011 dan staf ahli Komisi X DPR RI pada 2007 hingga 2010.
Enny meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro dan memperoleh gelar doktoral di Institut Pertanian Bogor untuk Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian dengan konsentrasi ekonomi pembangunan.
Baca juga: Apa indikator pengentasan kemiskinan? Ini kata pengamat Indef
Enny dikabarkan terkonfirmasi positif COVID-19 dan melakukan isolasi mandiri selama sepekan di rumah. Namun pada Rabu (30/6) kemarin kondisinya memburuk sehingga harus dibawa ke rumah sakit.
"Kemarin saturasi almarhumah rendah, dibawa ke ICU RSI Pondok Kopi. Sempat kesulitan dapat tabung oksigen, setelah dibantu kolega-kolega akhirnya berhasil mendapat tabung oksigen, lalu saturasi mulai membaik," kata peneliti Indef Abra Talattov saat dihubungi di Jakarta, Kamis malam.
Baca juga: Ekonom sebut pengendalian COVID-19 menyeluruh penting pulihkan ekonomi
Enny sempat menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indef dari 2010 hingga 2019. Wanita kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, 27 Juli 1971, itu dikenal sebagai ekonom yang ramah dan dekat dengan para jurnalis.
Ia sering wara-wiri menjadi narasumber di berbagai stasiun televisi, seminar ekonomi, talkshow, radio, dan juga aktif menulis kolom dan opini di banyak media baik koran ataupun media daring.
Enny juga kerap kali tak segan melontarkan kritik pedas terhadap berbagai kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Baca juga: Impor bawang putih Bulog dinilai bisa timbulkan "moral hazard"
Ungkapan duka cita terus dikirimkan oleh para jurnalis dalam grup WhatsApp bersama dengan para ekonom Indef.
"Kita juga masih gak percaya. Dini hari tadi almarhumah masih balas WA di grup Indef," ujar Abra.
Sebelumnya, Enny sempat menjadi dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada 1996 hingga 2011 dan staf ahli Komisi X DPR RI pada 2007 hingga 2010.
Enny meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro dan memperoleh gelar doktoral di Institut Pertanian Bogor untuk Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian dengan konsentrasi ekonomi pembangunan.
Baca juga: Apa indikator pengentasan kemiskinan? Ini kata pengamat Indef
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021
Tags: